Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Serpihan Cinta Latifa

5 September 2014   07:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:34 47 0
Za, kenapa semakin lama hatiku tak tenang?, sungguh rasa ini menyiksaku Za. dan taukah kau Za? Semalam, lagi-lagi aku tak mampu memejamkan mata, tak mampu membawa ruhku melayang ke alam bawah sadar. Padahal kau pun pasti tau Za, seharian aku lelah beraktifitas, tapi entah kenapa mataku tak mau terpejam barang semenit pun. Ah Za sungguh rasa ini telah benar-benar menyiksaku, tidak hanya menyiksa ragaku tapi juga batinku.

“Kamu kayak kurang tidur Fa”, Ucap Lisa teman mengajarku.

“Aku memang semalam tak tidur Lis, dan ku mohon, jangan Tanya kenapa”

“Oh..Oke Sist”, Lisa menatapku agak lama dan pergi meninggalkan ku sendirian di Kantor.

Oh Tuhan, bukannya aku tak mau berbagi rasa dengan mereka, teman-teman dan sahabat ataupun keluargaku. Tapi aku begitu sulit merangkai kata, lidahku mendadak kelu ketika aku berhadapan dengan mereka. Mungkin memang aku harus menyimpan sendiri gelisah ini.

***

Pagi di Kota Baja. Tidak ada yang istimewa, Hampir sama dengan kota kota lainnya, macet, panas dan ugh..udara yang tidak bisa dibilang sehat tentu saja. Yah makin menjamur saja pabrik-pabrik kimia di Kota kecilku ini. Untungnya desaku lumayan jauh dari lokasi berdirinya pabrik-pabrik menyeramkan itu, jadi setidaknya paru-paruku masih sehat.

Ku ayunkan kaki menapaki jalan-jalan yang beraspal dan berdebu, dan ini adalah yang kesekian kalinya. Tujuanku satu, masuk ke Masjid Agung Cilegon, naik ke atapnya dan berdiri menghadap jalanan yang penuh dengan kendaraan yang lalu lalang. Menatap kebawah, memandangi tukang rujak yang sepertinya tak pernah absen berjualan di depan masjid ini, melihat orang yang keluar masuk area masjid dan ah…lagi-lagi hatiku merasa aneh.

Za, Rasa itu kembali hadir, sesak, nyeri dan..dan..duh Za aku tak mampu menjelaskannya dengan kata-kata, selama aku hidup rasa ini baru kualami sekarang, Rasa yang membuatku ingin menangis, rasa yang entah kenapa membuatku begitu lemah..lemah dan semakin lemah...

Kamu dimana Za?

***

“Ada apa denganmu Nak?” Ibu akhirnya tak mampu pula membendung rasa penasaran dan gelisahnya. “Ibu perhatikan tubuhmu semakin kurus, kau terlihat sangat lemah Fa, dan ibu perhatikan akhir-akhir kau sering melamun, ada apa sebenarnya Nak?, cerita ke Ibu, jangan buat ibumu yang sudah tua ini bingung dan khawatir, mungkin Ibu bisa bantu, atau..atau setidaknya sedikit meringankan beban yang sedang menimpa mu”

Kupandangi raut muka Ibu, ada gurat kekhawatiran dan kegelisahan di wajah tuanya.

“Entahlah Bu, nanti saja, Latifa janji kalau sudah tiba waktunya, Latifa akan kasih tau Ibu, tapi..tapi nanti ya bu, bukan sekarang”

***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun