Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Hati & Jiwa (untuk Ayah)-part II

31 Juli 2012   06:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:25 149 0
Keesokan harinya, Afikka yang sedang bercanda tawa dengan teman-temannya didepan kelas, sekilas melihat temannya Tio itu didalam kelas Bahasa sambil melihat Afikka yang sedang tertawa dengan teman-temannya. Deg... itu yang dirasakan hati Afikka, rasa penasaran dan terus penasaran menyelimuti pikirannya tentang cowok itu. Afikka merasa feelingnya benar kalau ada sesuatu dibalik Tio yang meminta nomer ha-penya. Tiba- tiba Tio pun lewat didepan Afikka...

"Eh, fik kamu dicariin!" sapa Tio kepada Afikka.

"Sapa?" jawabnya Fikka dengan singkat.

"hehehe... emangnya kamu belum disms ya?" Tanya Tio sambil melirik-lirik cowok itu.

"Sms??? Sma apa?" penasaran Afikka dengan pertanyaan Tio.

"Owh... belum ya, ya sudah, hehehe" kata Tio

"Apaan sich bikin penasaran saja?" Tanya Afikka dengan penasaran.

"mmm... ntar kamu tahu sendiri, gak enak kalau aku yang ngomongin" elak Tio.

"Ya sudah kalau tidak mau jujur, tapi awas kalau macem- macem, kamu yang nomer 1 aku buatin bergedel, ehh slah tak buat bergedel." Ancam Afikka pada Tio.

"hehehe... ya jangan, aku ya cuma disuruh temenku kok". Ujar Tio sambil senyum-senyum.

Masih seperti biasa hari itu masih suasana kurang nyaman bagi Afikka ditambah ada mata pelajaran yang membosankan yaitu Matematika, Fisika, sejarah, dan Biologi. Matematika yang membuatnya keringat dingin, grogi dan canggung, Fisika mata pelajaran yang tak kalah sulitnya dengan matematika yang membuat Afikka otaknya semakin penuh, dan Biologi adalah mata pelajaran yang membosankan karena gurunya kalau menjelaskan suaranya sangat lirih, mendukung sekali untuk tidur dikelas.

Pelajaran sekolah pun usai, saatnya pulang. Sampai didepan pintu kelas terlihat Tio sudah menunggu didepan kelas Afikka.

"Fikka, ada teemanku yang mau kenalan sama kamu, gimana?" Tanya Tio.

"haduwwwh... aku buru-buru sekali, besok aja ya!". Alasan Fikka pada Tio.

"hallah sebentar aja kok...". Rayu Tio seperti pengemis.

"teman-teman sudah pada pulang, ntar aku ditinggal gimana?". Alasan ke-2 karena grogi.

"gampang, nanti aku anter pulang, pokonya tunggu bentar, Oke!" tegas Tio keoada Afikka.

"yeaacchhhh... pemaksaan dan membuatku terpaksa, okelah tapi sebentar aja". Ujarnya sambil mengeluh.

Afikka, tipe cewek yang tidak suka menunggu dan paling takut jika terlambat pulang kerumah, karena sang ayah menanamkan sikap disiplin dalam bentuk apapun. Berdebar jantung tak menentu, semakin gelisah itu yang dirasakan sambil menunggu Tio memanggil temannya yang mau kenalan itu. Penasaran dan seakan-akan feeling-nya tentang cowok itu membuatnya bertanya-tanya dalam hati...

("apakah dia ataukah cowok lainnya, kok perasaanku mengarah ke cowok itu"). Gumamnya dalam hati.

"sstt...sstt...". Panggilan isyarat Tio kepada temannya sambil melambai-lambaikan tangannya.

"lah, kenapa bener tuch cowok yang dipanggil, haduwhh...jadi grogi nie...". Suara lirih Afikka yang berdebar-debar hatinya.

Semakin mendekat langkah kaki cowok itu mendekati, semakin berdegup pela jantung Afikka. Tak mau kelihatan Ge-eR, Afikka pura-pura tidak tahu kalau cowok itu dan Tio datang mendekatinya.

"sstt...Fikka ini orangnya yang mau kenalan, duluan ya, aku mau kekantin sebentar". Nylimurnya biar tidak mengganggu perkenalan kami.

Afikka Cuma diam seribu kata, tak kuasa memandang mata itu, yang mirip sekali dengan Sang Pangeran Berkuda Hitam dan terlalu indah untuk dilihat.

"Hai...". Sapa cowok itu.

"Hai, juga...^_^". Jawabnya sambil tersenyum dengan bibirnya yang manis.

"Kamu temannya Tio ya? Boleh kenalan gak?" basa-basinya.

"mmm... iya, lha emangnya kenapa? Boleh- boleh aja." Jawab singkat dan grogi Fikka.

"Namamu siapa? Fikka ya?". Pertanyaan bodoh cowok itu.

"Gubrakkk... nah ntu dah tau kenapa tanya, pasti Tio ya yang ngasih tau? Hayooo... ngaku!" basa-basi Afikka biar tidak tegang .

"Nah ntu juga tau, hehehee...". Balik umpan si cowok itu.

"Ighhh... ikut-ikutan. Btw, nama kamu siapa?" tanya Fikka dengan malu-malu.

"yaw... kenalan dulu kalau gitu, namaku Yosa". Sambil berjabatan tangan.

"ohh... Yosa!". Sahut Fikka.

"Fikka, kamu pulang sama siapa?". Tanya Yosa pada Fikka.

"mmm... sapa ya? Sama teman-teman kok, lha kenapa?". Tanyanya.

"Tak anter gimana?" tawar Yosa pada Fikka.

"gak agh, terima kasih. Kamu sama Tio aja, aku tak bareng teman-teman, kasihan sudah nunggu dari tadi." Jawab Fikka.

"yakin?". Tanya Yosa.

"hu'um, ya sudah duluan ya!". Pamit Fikka.

"iya, hati- hati awas ada semut lewat hehehe!". Canda Yosa.

"apa'an? Deviiii... tungguin!". Tanggap Fikka sambil memanggil Devi temannya.

"yaw... cepetan!". Teriak Devi.

Terik matahari yang selalu menyelimuti langkah perjalanan pulangnya, tak menjadi pengaruh untuk menghilangkan canda tawa bersama teman-temannya dijalan.

Tinnn...tinnn...(suara klakson motor dari belakang). Tiba- tiba Tio turun dari motor yang diboncenginya...

"Fikk, kamu bonceng sama Yosa aja, aku tak jalan sama teman-teman sekalian mau curhat hehehe". Alasan Tio

"Gak deh aku jalan aja, kamu sama dia aja". Ujar Fikka.

"Ayo Fikk tak anter pulang?". Ajakan Yosa.

"mmm... gimana teman-teman?". Tanya Fikka sama teman-temannya.

"Yuhuuu... silahkan, pulang duluan saja udah di tungguin kasihan dia dari tadi nuntun motornya, mkepanasan tuch, hahaha". Canda teman-teman Fikka.

"ya sudah, tapi aku malu... hehehe". Jawab Fikka dengan wajah kemerahan.

"hallahhh, lagakmu itu lho! Dah sana...!". Celoteh Devi.

"Ya sudah, thaa thaa...!". Pamit Fikka sama teman- temannya sambil membonceng Yosa.

Diperejalanan Afikka hanya dian dan grogi, berdebar masih dirasakannya selama perjalanan. Tanpa disadarinya Afikka diantar sampai depan rumahnya. Rasa takut dan senang menyelimuti hatinya, takut jika di marahi sang ayah dan senang diantar seseorang yang membuat hatinya berdebar.

" gak mampir dulu?". Ajakan Fikka pada Yosa sambil turun dari motor.

"besok saja ya sudah siang". Tolak Yosa dengan suara lembutnya.

"iya, makasie ya ^_^". Ucap Fikka.

Setelah Yosa pulang dan Afikka masuk kerumahnya, tiba- tiba sang ayah bertanya...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun