Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Akhlak Tasawuf

30 November 2023   23:19 Diperbarui: 30 November 2023   23:33 57 0
AKHLAK TASAWUF

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab, yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat,  watak, kebiasaan atau kelaziman dan keteraturan. Secara kebahasaan kata akhlak mengacu kepada sifat-sifat manusia universal, perangai, watak, kebiasaan, dan keteraturan baik sifat yang terpuji maupun sifat yang tercela. Akhlak adalah gambaran kondisi yang menetap di dalam jiwa. Semua perilaku yang bersumber dari akhlak tidak memerlukan proses berfikir dan merenung. Perilaku baik dan terpuji yang berasal dari sumber jiwa di sebut akhlak baik dan bahagia prilaku buruk di sebut akhlak buruk (Hasbi, 2020).
Tasawuf, sebagai suatu usaha untuk mensucikan diri (tazkiyatunnafs), menjadi jembatan antara akhlak, moral, etika, dan spiritualitas. Esensi tasawuf terletak pada hidup zuhud, di mana manusia menjauhkan diri dari pengaruh dunia yang dapat menyebabkan lalai dari Tuhan. Tujuan utama tasawuf adalah memusatkan perhatian hanya kepada Allah SWT, sehingga seseorang dapat merasakan kehadiran-Nya secara nyata.
Ajaran tasawuf sebagai bagian integral dari Islam mewariskan etika kehidupan sederhana, zuhud, tawakkal, kerendahan hati, nilai-nilai kesabaran, dan sebagainya. Di tengah dominasi dunia modern yang dipenuhi pemujaan materi, persaingan ketat, dan keserakahan, kehadiran tasawuf menjadi penting. Efek kehidupan modern yang cenderung glamor tidak mampu memberikan ketenangan batin, sehingga banyak yang kembali orientasi pada nilai-nilai spiritual. Dalam konteks ini, tasawuf menyajikan solusi dengan mengintegrasikan ajaran agama, filsafat, pemikiran, ilmu pengetahuan, dan disiplin kerohanian tertentu. Nilai-nilai spiritual yang diambil dari sumber-sumber formal, seperti Al-Qur'an dan Al-Hadits, serta pengalaman keagamaan sufi sebelumnya, menjadi fondasi bagi praktik tasawuf.
Menurut Rohmah (2015), ajaran tasawuf memberikan fokus pada pembinaan diri manusia, membentuk akhlak sesuai dengan fitrah. Kaitannya dengan hubungan manusia dengan Tuhan menegaskan bahwa manusia adalah kunci utama yang terletak pada akhlaknya. Tasawuf menekankan pada kesempurnaan akhlak dengan mengkategorikan nilai-nilai ilahiyyah, insaniyyah, dan alamiyyah.
Nilai Ilahiyyah
Nilai Ilahiyyah merupakan penjelasan mengenai hubungan manusia dengan Allah yang bersumber dari agama (wahyu) Allah. Nilai tersebut mencakup keimanan kepada Allah Swt, dan peribadatan kepada Allah. Dengan demikian segala bentuk perbuatan ibadah adalah aktualisasi ihsan kepada Allah yang dipraktikkan dalam bentuk amalan transendental. Nilai Ilahiyyah berimplikasi pada suatu kesimpulan bahwa hidup manusia harus menopang pada prinsip kehidupan spiritual yang mengutamakan tauhid, kemaslahatan, keadilan, kesatuan, tolong menolong, kesamaan, keseimbangan, kebijaksanaan, musyawarah dan kesepakatan, kemerdekaan dan amar ma'ruf nahi munkar.
Nilai Insaniyyah (Kemanusiaan)
Ajaran tasawuf yang mengandung nilai insaniyyah menunjukkan adanya harmonisasi yang menjadi salah satu tujuan inti. Harmonisasi yang dimaksud adalah keseimbangan yang dirumuskan antara hubungan manusia dengan Allah (habl min Allh) dan hubungan manusia dengan sesame manusia (habl min al- ns). Dengan kata lain, tasawuf mengedepankan keseimbangan atau harmoisasi antara kesalihan individu dan kesalihan sosial. Tasawuf menyeimbangkan antara hakikat dan syari'at, kehidupan dunia dan kehidupan akhirat, asyik-mansyuk bersama Allah dan tanggungjawab sosial.
Nilai 'Alamiyyah (Alam)
Tasawuf di dalam ajarannya tidak hanya menekankan ihsan kepada Tuhan atau manusia saja, tetapi juga kepada seluruh realitas kesemestaan yang merupakan ciptaan Tuhan. Nilai alamiyyah atau ihsan kepada alam merupakan kesadaran pengetahuan suci. Dalam tasawuf alam dipandang sebagai
tanda-tanda Tuhan yang merupakan petunjuk untuk mengenal-Nya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun