Langsung Bro,
Timnas U19 memang mampu membalas kekalahan mereka vs Oman U19 dipertemuan pertama semalam dengan kemenangan 2-1 lewat eksekusi gol M.Faturrahman dan sundulan Dimas Drajat hasil bole rebound Septian David Maulana. Namun menyaksikan laga semalam tersebut terbersit sedikit kekhawatiran dari cara bermain Evan Dimas Dkk. Ya, permainan pendek dari kaki ke kaki yang selama ini identik dan diterapkan dengan baik oleh anak asuhan Indra Syafri sepertinya tidak berjalan dengan mulus terutama di babak pertama.
Kesalahan passing, antisipasi dalam memotong umpan-umpan lawan dan beberapa pelanggaran yang tidak perlu dilakukan oleh punggawa timnas tersaji pada babak pertama tersebut. Alhasil gawang Timnas U19 yang dikawal Ravi beberapa kali diuji oleh pemain Oman. Untung saja, Ravi cukup sigap dalam mengantisipasi serangan demi serangan tersebut. Ya, sekali lagi untung saja bro, kalau tidak minimal 2 gol mungkin saja sudah bersarang digawang Ravi.
Permaianan di babak kedua sedikit lebih baik. Evan Dimas sudah mampu lebih tenang dalam megkreasi serangan di lini tengah. Pertukaran posisi antara Maldini dan Ilham Udin di sektor sayap kiri dan kanan cukup sedikit berdampak pada kreasi dan peluang yang tercipta lebih banyak dibandingkan babak yang pertama. Kejelian Coacah Indra Sayafri memasukan Septian David Maulana dan Dimas Drajat menggantikan Ilham Udin dan Muchlis Hadi Ning juga patut diacungin jempol, karena dua pemain tersebut menjadi kreator penting terciptanya gol kedua timnas.
Memang banyak sisi positif yang bisa diambil oleh Indra Syafri dan punggawa timnas U19. Uji mental dan skill dengan lawan setara adalah dua diantara beberapa sisi positif yang patut dicermati. Dengan hasil rangkaian tur nusantara dimana timnas U19 tidak terkalahkan, pada awalanya ditakutkan membuat para punggawa timnas menjadi jumawa dan terlarut dalam euforia yang berlebihan. Tapi syukurlah, hal itu sepertinya sudah bisa dibaca dengan baik oleh Coach Indra.
Ya, kejelian Indra Syafri dalam mengelola skill, fisik dan mental anak-anak Garuda Jaya sampai dengan saat ini masih bisa dikatakan masih cukup bagus. Kekalahan 1-2 dari Oman di Leg 1, meski belum bisa berjalan maksimal dapat ditutupi pada pertemuan Leg 2 dan berakhir dengan kemenangan.
Optimisme yang tidak berlebihan memang seyogya harus selalu tertanam dalam diri Evan Dimas dkk. Didukung skill, fisik dan mental yang baik, peluang ke semifinal rasanya bukanlah mimpi dan asa yang mustahil diraih.
Satu lagi, jika Timnas U19 mengalami kebuntuan dalam membangun serangan kita masih bisa berharap dengan satu strategi "licik" yang coba diusung Coach Indra jauh sebelum pergelaran putaran final di Myamnmar. Ya, strategi itu adalah strategi "pasukan gundul", dimana Idra Syafri akan mencoba memanfaatkan strategi kepala gundul para pemainnya untuk mengelebahui para pemain lawan dalam menjaga pergerakan Evan Dimas dkk ketika timnas sulit menata serangan.
Pertukaran posisi antara Maldini dan Ilham adalah salah satu contohnya semalam. Ketika Maldini dirubah posisinya, permainan Maldini bisa menjadi sedikit lebih hidup. Hal itu terjadi karena pemain Oman lupa dan ragu kalau Ilham itu adalah Madini dan Maldini itu adalah Ilham, ya itu.. karena gara-gara kepal gundul itu tadi... (Ha....ha...ha...., just kidding bro, jangan terlalu dibawa serius ya...).
Terakhir kita berharap saja, semoga Timnas u19 bisa belajar dari dua pertandingan ujicoba awal di timur tengah mereka ini dan bisa dievaluasi ketika melawan UEA dan Al shabab dalam 3 pertandingan berikutnya. Sehingga betul-betul bisa menjadi pelajaran yang bermanfaat bagi mereka sebagai bekal jelang putaran final Piala Asia U19 Myanmar Oktober mendatang. Semoga.