BULDOSER meraung-raung, asapnya mengapung kemana-mana. Jerit tangis dari segala penjuru. Teriak amarah terus dilontarkan mereka-mereka yang tidak sudi tertindas. Segala cara dilakukan, semuanya dikerahkan, agar rumah dan kehidupan mereka tidak teratakan dengan tanah. Tapi kita semua tahu, ini adalah kisah klasik, dongeng sebelum tidur para Pangeran, yang selalu berakhir duka bagi manusia-manusia kerdil. Semuanya sia-sia. Percuma amarah mereka, percuma tangisan mereka, percuma semuanya. Buldoser itu terus saja menderu, melindas apapun dan siapapun didepannya. Rumah-rumah mereka rata dengan tanah, juga seorang pemuda miskin yang tubuhnya tidak lagi berbentuk tubuh, hancur lebur digilas roda-roda raksasa. Mengerikan!