Menulis membawa kesenangan tersendiri bagiku. Lewat tulisan aku bisa mencurahkan seluruh perasaanku secara tidak langsung. Lewat tulisan aku bisa berbagi informasi pada sesama, lewat tulisan aku belajar menginspirasi orang lain. Lewat tulisan aku bisa marah “secara terhormat”, lewat tulisan aku bisa mengkritik “secara terhormat”. Aku menyebutnya terhormat karena setiap kata yang dituliskan bisa kupikirkan terlebih dahulu manfaat serta mudharatnya bagi orang lain. berbeda halnya dengan bahasa lisan secara langsung. Saat emosi meningkat, kata-kata yang terucap pun diluar kontrol akal sehat dan alhasil akan banyak jiwa tersakiti karena kata-kata yang terucap lisan.
“Jagalah ilmu yang kau dapat dengan tulisan! Menulislah dan dunia akan mengenalmu!”
http://novilialutfiatul.wordpress.com/page/2/
catatan di atas adalah salah satu dari alasan kenapa aku ingin menulis, dulu waktu masih duduk dibangku tsanawiyah aku suka menulis cerpen, namun setelah aku lulus dari tsanawiyah kebiasaan itu hilang, hingga aku temukan sebuah catatan milik almarhumah novilia lutfiatul, seorang yang aku sendiri belum mengenalnya namun tulisannya dapat memberikan inspirasi buat yang membacanya, aku sagat sedih tidak bisa mengenalnya ketika waktu ia masih ada, namu takdir allah berkata lain yang menjadikannya lebih dahulu dari teman-teman serta sahabatnya, sungguh luar bisa bagiku bisa mengenalnya walaupun hanya lewat tulisan dan bisa membuatku tertarik untuk mengikuti langkahnya dalam menulis.
aku juga mersakan kesedihan yang sama ketika kehilangan teman yang begitu luar bisa, selalu mengigatkan teman serta sahabat-sahabatnya untuk selalu beribadah kepada allah, aku juga sering membuka catatannya di wordpress yang sebelumnya telah ia tulis, terutama sepucuk surat yang ia tulis buat sahabat-sahabatnya.
Assalamualaikum wr.wb.
Apa kabar sahabatku?
sekian lama kita tak berjumpa, adakah hal yang berubah darimu???
semoga Allah senantiasa menjagamu, membimbingmu, menunjukimu ke jalan lurus-Nya…
dan semoga tak ada kebaikan yang hilang maupun berkurang darimu….
Malam ini sengaja kutulis surat kecil untukmu…
surat kecil yang mewakili segenap perasaan diriku…
maaf, mungkin hanya bisa melalui surat ini aku mengingatkanmu..
aku tak terlalu sanggup untuk menyatakannya secara langsung padamu…
Sahabatku…
Terimakasih atas persahabatan yang kau berikan…
Terimakasih atas waktu yang kau berikan untuk ku…
Terimakasih untuk semuanya…
sungguh aku benar2 beruntung memiliki sahabat sepertimu…
Tak kan pernah aku lupakan saat2 kita membangun ukhuwah karena Allah dahulu…
Tak kan pernah aku lupakan saat2 kita saling mengingatkan dalam kebaikan dahulu..
Tak kan pernah aku lupakan saat2 kita memegang prinsip tidak akan pacaran dahulu…
Tak kan pernah aku lupakan saat2 kita saling berlomba mencari ridha-Nya dahulu…
Sahabat…
berpisah denganmu adalah salah satu hal yang aku takutkan…
aku selalu bertanya2, akankah aku dipertemukan dengan sahabat sebaik dirimu???
namun sejatinya, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan..
dan akhirnya waktu itu datang..
saat ku harus melepaskan tanganmu..
saat ku harus melihatmu melambaikan tangan dan meninggalkanku…
saat ku harus mendengar kata2 perpisahan darimu..
jalan hidup setiap orang memang berbeda2..
kau dengan kehidupan barumu disana..
dan aku disini, tak jauh beda denganmu..
jam kuliah yang padat…
tugas-tugas yang mulai menumpuk..
acara kampus yang memakan waktu, dll yang membuat kita semakin jauh satu sama lain…
dan kini baru kusadari dan kusesali saat kudengar kabar “terbarumu”…
maaf… aku belum bisa menjadi sahabat yang baik untukmu..
maaf… aku belum bisa menyediakan waktu yang cukup untuk mendengar keluh kesahmu
maaf…aku belum terlalu perhatian untuk selalu mendukung dan menyemangatimu..
sehingga kau memilih dia yang bukan mahrammu untuk memberikan semua itu…
Sahabatku…
tahukah engkau apa yang kurasakan saat mendengar engkau “jadian” dengan si dia?
adakah engkau menangkap kekhawatiran dalam sms yang kukirimkan?
Sahabatku…
sungguh aku sangat menyayangimu karena-Nya…
sungguh aku tak ingin engkau jatuh dalam cinta yang bukan di jalan-Nya..
sungguh aku takut Sang Pemilik Cinta Sejati cemburu padamu…
Sahabatku…
aku bukanlah siapa2 yang berhak mengatur kehidupan pribadimu..
semua kembali padamu..
kau sudah dapat menentukan mana yang baik dan mana yang buruk bukan???
Sahabatku…
aku menulis semua ini, hanya karena ingin kita tetap bersama2 seperti dulu lagi…
senantiasa memperbaiki diri…
berlomba-lomba dalam kebaikan,membuat Bidadari surga cemburu…
aku ingin tetap bersamamu meraih cinta-Nya…
aku ingin kita tetap tetap bersahabat baik di dunia maupun di Surga nanti…
Terimakasih atas waktu yang kau luangkan untuk membaca surat ini…
sungguh, aku menyayangimu karena Allah ^_^
wassalamualaikum wr.wb