Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Sholat atau “Ngelamun”…?

1 November 2010   11:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:56 90 0
Setiap hari, dikepala kita penuh dengan persoalan dan tugas yang harus diselesaikan. Tanpa terasa disaat kita tengah sibuk menjalani rutinitas kerja, tiba-tiba kumandang adzan memanggil. Dengan segera kita menghentikan semua aktivitas yang tengah kita lakukan.

Kesegaran air wudhu membasuh penat yang kita rasakan, sajadah digelar mengarah baitullah. Setelah mengucapkan beberapa doa yang telah dihafal, kedua tangan "reflex" terangkat dan terucap "Allahuakbar".

Mulut mulai membaca, "Bismillahirrahmanirrahim.....(tanpa terasa)...waladholliin. Aamiin". Tak berapa lama "Allahuakbar..." hingga setelah beberapa menit... "Assalamu'alaikum warahmatullah..."

Hal ini sering kita alami, dimana ketika mendirikan sholat, pikiran kita "berjalan" entah kemana. "sadar" dengan apa yang kita ucapkan ketika sholat merupakan suatu kondisi yang memerlukan "kerja keras". Walaupun kita tahu bahwa semua itu adalah karunia.

Saya pernah membaca sebuah buku karya Hadhrat Alhajj Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad tentang "dzikir ilahi". Beliau menjelaskan salah satu "resep" agar kita kembali sadar dari "lamunan" kita ketika mendirikan sholat adalah laksanakanlah sholat dengan berjamaah.

Saya berfikir apa "rahasianya...?", ketika kita sholat dan tanpa terasa pikiran kita "pergi" entah kemana... ternyata dengan berjamaah, imam "memanggil" kesadaran kita dengan mengucapkan "Allahuakbar"...ketika "lamunan" datang kembali, seketika itu juga imam mengingatkan ‘Allahuakbar'...!!

Sebagai renungan untuk kita semua, Allah Ta'ala berfirman :

"...Innani anaallah laa ilaaha illa ana fa'budnii aqimish sholaata lidzikrii..."

...Sesungguhnya aku adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku. Maka sembahlah Aku untuk mengingat-Ku...

Love for all hatred for none

Muslim Ahmadi

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun