"Opo iku cak?" ( apa itu mas? )
" Burung Beo mas"
Lalu ada suara kicauan burung yang sangat merdu. Menyanyi macam macam jenis bunyi. Semua mengagumi, termasuk dua ibu itu berkomentar.
" Dijual ya mas?"
Si bapak langsung mengiyakan dan terjadilah tawar menawar. Entah bagaimana awalnya saya juga terlibat bantu" mbelain" si ibu itu menawar agar dapat harga terendah. Herannya kok justru saya yang kena. Tidak jadi ke pasar lalu kembali ke rumah bersama bapak tersebut dan membayar tambahan uang seluruhnya ketika itu sejumlah 650 ribu. Berhubung saya mau tugas shift sore di rumah sakit, jadi terpikir menitip burung itu ke tetangga.
Nah pas ke tetangga itulah ketahuan, ternyata itu burung Gagak. Dia heran saya seorang bidan kok tiba tiba tertarik piara burung.Tetangga itu tanya saya, " Mbak beli burung untuk apa? "
Tapi saya tidak jawab malah bingung, lho untuk apa ya pak? Melihat saya bingung, lalu bungkus kertas semen itu dibuka dan ternyata di dalamnya burung Gagak. Saya masih tidak percaya bahwa itu Gagak lalu oleh tetangga saya si Beo gadungan itu disemprot air, terdengarlah kicaunya yang merdu "Kkkkkaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkk.....kkkkaaaaaaaaaaakkkkk...."
Aduh, lemaslah seluruh persendian saya, astaga ternyata Gagak sungguhan.Kena deh saya....hehehehehehe....
Kemudian...........
Dalam tahun yang sama saya belanja ke pasar Wonokromo mau beli pisang. Nah saat berada di tengah pasar ada seseorang yang nepuk pinggang saya dua kali. Saya langsung siaga satu , wah ini pasti gendam!!. Lalu tanpa basa- basi saya berbalik dekati ibu yang nepuk pinggang tadi dan dengan semangat saya tepuk balik pinggangnya tiga kali...nah looo!!!...tak kembalikan ilmu gendammu pikir saya.
Teman yang bersama saya sempat heran ngapain saya bertepuk pinggang dengan orang itu. Eh ternyata si ibu mendekat, malah berbisik di telinga saya. Wah ini pasti mau merapal mantera, spontan saya langsung komat kamit berdoa sambil takut juga. Gawat nih, si ibu nekad banget diantara ramenya pasar tradisional. Saat mendengar bisikannya saya kaget setengah mati dan ....muka saya merah padam hehehehe. Mau tahu apa yang dia bisikkan?
" Mbak maaf retsleting roknya yang belakang turun separuh"
hahahahahahahaha............astagaaaaa...aku dah terburu nafsu mau balas dendam dengan tukang gendam malah salah tafsir. Buru- buru kubetulkan restsleting rok, dan kalau ingat itu senyam senyum sendiri tiap baca kisah gendam seperti yang pernah ditulis kompasianer bu Siti Swandari.
Salam Canda dan Pesannya " Selalu Waspada dan belajar berpikir positif"
Kenangan manis pertama di Kota Surabaya.
Bidan Romana Tari