Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Waspada Heat Stroke Mengintai di Saat Suhu Udara Panas

21 Oktober 2011   18:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:39 2442 10
Tadi malam saya bertemu dua sahabat lama, kami cukup seru mengobrol. Mulai dari perbincangan  tentang kenangan kota Palembang, persiapan pesta olahraga  lantas berujung pada obrolan peningkatan suhu udara di Surabaya. Bahkan  beliau mengatakan kali ini di ruang ber AC pun udara tetap terasa panas. Bagi saya sih sudah  terbiasa menikmati mandi cahaya Matahari di kota ini. Tetapi  beberapa hari terakhir ini memang  saat keluar rumah terasa kulit ini seperti terbakar. Galon air mineral seperti bocor karena tiap hari kami harus minum lebih banyak.

Tentu kita masih ingat tembang kenangan tentang Surabaya yang panas. Penyanyi Franky Sahilatua pernah mempopulerkannya dalam lagu yang syairnya " Berjalan di lorong pertokoan, di Surabaya yang panas. Debu- debu ramai beterbangan dihempas oleh bus kota..." dan seterusnya. Memang  begitulah kenyataannya udara Surabaya panas walau sekarang sudah tak banyak jalan berdebu. Bisa dimaklumi bila siang hari  saya sering melihat banyak orang yang memilih tiduran di lantai rumah mereka. Malah banyak bapak - bapak tanpa sungkan buka kemeja dan kaus. Terlebih bagi  mereka yang mempunyai tempat tinggal beratap asbes dan seng.

Seperti dimuat oleh harian  Surya tanggal 2o Oktober kemarin disebutkan Kota Bojonegoro Jawa timur sempat berada pada kisaran suhu 44ᵒ celcius. Pengukuran suhu ini dilakukan oleh petugas bagian Lingkungan Hidup PemKab Bojonegoro.Ketika bicara soal peningkatan suhu udara lingkungan tentu saja pikiran kita tak lepas dari kata cairan. Sebenarnya apa yang terjadi pada tubuh kita bila mengalami  Heat Stroke akibat paparan langsung dari  peningkatan suhu udara panas ? Pada  keadaan Heat Stroke atau cedera panas ini, tubuh kita  mengalami gangguan akibat melampaui batas kemampuan mentoleransi panas. Pusat pengaturan suhu tubuh memiliki sebuah titik batas yang disebut set point. Suhu normal manusia berada pada kisaran 37 ᵒ celcius

Dalam dunia kesehatan, diketahui bahwa tubuh manusia memiliki sebuah pusat pengaturan suhu. Pusat pengatur suhu tubuh itu disebut dengan  termostat. Termostat ini berada dalam otak yaitu hipothalamus. Tuhan telah menciptakan sistem pengaturan yang luarbiasa pada bagian yang bernama hipothalamus itu. Oleh sebab itu manusia disebut juga sebagai mahluk homotermal.  Saat terjadi perubahan suhu lingkungan baik itu dalam udara dingin maupun panas  maka termostat hipotalamus akan segera memproses sistem pertahanan  tubuh untuk menyesuaikan. Oleh sebab itulah maka manusia sanggup hidup di daerah gurun  yang gersang maupun kutub bersalju.

Ketika  suhu udara dingin, hipotalamus ini berusaha menaikkan set point  suhu tubuh menjadi lebih hangat.  Sebaliknya saat udara panas maka hipotalamus ini bereaksi menurunkan suhu tubuh secara alami . Pusat pengatur suhu tubuh menerima rangsang panas dari ujung syaraf dan suhu darah yang beredar. Lalu sinyal  - sinyal itu mulai bekerja. Secara alami tubuh akan  bereaksi dengan pelebaran pori- pori, pengeluaran keringat, pelebaran pembuluh darah, irama nafas menjadi cepat, dan timbul reaksi kemerahan pada kulit ( flushing ).

Pada saat suhu udara meningkat drastis kita sering merasa haus. Rasa haus ini merupakan alarm bahwa tubuh membutuhkan tambahan cairan akibat hilangnya sebagian cairan tubuh melalui penguapan, keringat dan sebagainya. Pada kasus dehidrasi seringkali terjadi ada rasa haus yang tak tertahankan. Secara alami ternyata tubuh dengan pintar mengirim perintah  kepada sistem syaraf agar kita  berkeinginan  minum air.

Bagi orang - orang yang terpapar cahaya matahari langsung dalam waktu yang relatif lama dan mereka saat ini tinggal di daerah yang panas berpotensi mengalami kenaikan suhu tubuh. Pekerja yang beresiko terhadap kasus Heat stroke atau cedera panas ini misalnya mereka yang bekerja di lingkungan terbuka seperti Polisi Lalu lintas, pekerja proyek bangunan, para petani, juga termasuk anak - anak sekolah yang harus pulang pergi jalan kaki menempuh jarak jauh. Memang  gejala dan tanda awal cedera panas atau Heat Stroke ini tidak dirasakan  sama pada setiap orang. Karena masing – masing tubuh mempunyai batas ambang berbeda  terhadap reaksi udara panas. Bila tidak tahan  ada pula  yang  mengalami  keluhan pusing lalu pingsan.

Sebaiknnya apa yang harus dilakukan untuk mencegah Heat Stroke atau cedera panas ini?


  1. Bagi mereka yang banyak bekerja di bawah terik matahari secara langsung harus sering sering minum air putih. Begitu tubuh mengirim sinyal  dehidrasi : kulit mulai terasa kering,  rasa haus, bibir kering, jarang buang air kecil , keringat berkurang  maka segera minum .
  2. Hindari penggunaan pakaian berlapis - lapis, memakai pakaian yang menyerap keringat. Buka jendela dan pintu agar ada ventilasi yang cukup dalam rumah bila tidak menggunakan pendingin ruangan.
  3. Gunakan pelindung tubuh untuk mengurangi paparan sinar matahari langsung saat keluar rumah, misalnya payung dan topi, pelembab kulit
  4. Anak - anak sebaiknya dibekali dengan minum air putih yang cukup dan ingatkan untuk sering minum.
  5. Kurangi kegiatan yang terlalu banyak mengeluarkan keringat dan panas tubuh. Anjurkan anak - anak berada lebih banyak dalam naungan teduh dan tidak bermain di lapangan terbuka terlalu lama.
  6. Untuk mereka yang tinggal di daerah dengan kenaikan suhu udara panas yang meningkat, bayi - bayi sebaiknya mengenakan baju berbahan katun dan tidak perlu selimut tebal. Kenakan pakaian tipis dan nyaman, bayi sering disusui dan anak - anak  balita dianjurkan minum air putih sesering mungkin
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun