”Aduh...nek..sudah berapa gelas dan piringku yang pecah ??... Bisa habis perabotan rumah ini..!! ” Kata menantunya.
Sang anak hanya memandang kasihan pada neneknya.
Suatu hari anak tersebut diajak jalan - jalan ke pasar oleh ibunya.Lalu si ibu bertanya.” Nak, kamu ingin di belikan apa?”Si anak dengan polos menjawab,” Ibu belikan aku piring dan gelas plastik 2 pasang saja” ”Lho untuk apa nak, bukankah di rumah sudah banyak gelas dan piring?”
”Ibu, piring dan gelas plastik itu akan ku simpan untuk ibu dan ayah kelak jika sudah tua, agar perabotan di rumah tidak habis pecah karena tangan ibu dan ayah sudah gemetaran seperti tangan nenek”, jawab anak tersebut.
Ibunya sangat terkejut, dalam hatinya ia merasa sedih serta menyesal. Ia memeluk anaknya dan segera pulang. Setiba di rumah sang menantu bersimpuh pada kakek dan nenek itu untuk minta maaf.
Sahabat, semoga ilustrasi tersebut bisa sedikit memberi gambaran bagaimana kita seharusnya mencintai dan memahami kaum lanjut usia. Kita semua pada akhirnya ( bila diberi Tuhan umur panjang ) akan mengalami saat – saat menjadi lansia ( lanjut usia ). Usia senja seharusnya menjadi sesuatu hal yang membahagiakan. Saat beristirahat dan menikmati kehangatan di tengah anak – anak dan para cucu. Sayangnya dengan semakin majunya perubahan jaman dan semakin kompleksnya kebutuhan hidup manusia suasana kehangatan keluarga besar itu sedikit demi sedikit mulai pudar.
Suasana tradisi keluarga Indonesia, di mana ayah dan ibu yang sudah lanjut usia tinggal bersama salah satu anak mereka dan menghabiskan sisa hidup bersama. Suasana kekeluargaan seperti itu agak sulit ditemukan di kota besar. Banyak faktor yang menjadi penyebab. Orang tua sendiri merasa tidak mau merepotkan anak maupun menantu, faktor ekonomi, keadaan rumah yang sempit apalagi masih kontrak, dan sebagainya.Meskipun ada pula keluarga yang cukup mampu secara finansial namun tidak punya cukup waktu untuk terus memperhatikan keadaan orangtua.
Mungkin diantara kita pernah menyaksikan orang tua yang ”terpaksa” dititipkan di panti jompo. Suasana di panti wredha atau panti jompo bukan sekedar saya dengar dari orang lain namun melihat dan berada ditengah mereka. sehingga bisa memahami bagaimana suka duka para lansia yang terpaksa harus dititipkan di sana. Terlebih bila masih ada anak – anak mereka. Kita tidak bisa juga menyalahkan mengapa harus demikian. Ini masalah yang terlalu kompleks. Namun ada baiknya kita berusaha memahami apa sih yang menjadi kebutuhan orang tua bila kita memilih untuk merawat mereka?
Untuk bisa memahami dan mencintai orangtua yang sudah berusia lanjut, kita perlu mengetahui perubahan apa saja yang dialami kaum lansia, apa yang mereka rasakan dan butuhkan. Beberapa anak memutuskan untuk merawat orangtua mereka sendiri di rumah. Kehadiran Kakek dan nenek menjadi pelengkap kebahagiaan dan menambah kehangatan sebuah keluarga. Suka duka merawat orangtua lansia adalah sebuah tugas mulia sebagai seorang anak. Bersyukur bahwa kita masih diberi kesempatan untuk membaktikan diri dan merawat orangtua. Orangtua yang dulu merawat dan membesarkan kita sejak masih dalam kandungan, kanak – kanak, dewasa dan akhirnya membentuk keluarga baru. Berikut ini sedikit informasi mengenai kaum lansia, semoga bisa bermanfaat bagi sahabat.
Siapakah kaum lansia?
Secara statistik kaum lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses penuaaan antara lain keturunan, gisi, pola hidup, aktifitas fisik, lingkungan dan kondisi psikologis dan sebagainya.
Apa saja perubahan fisik pada kaum lansia?
Seiring bertambahnya usia maka kondisi fisik juga mengalami banyak perubahan misalnya rambut yang memutih dan kulit berkeriput. Apakah hanya itu saja?...tentu saja tidak.Berikut ini adalah beberapa hal yang perluu kita pahami diiantaranya adalah :
Indra penglihatan.
Mata merupakan organ penting bagi kita, tak terkecuali para lansia. Keluhan mata rabun pada usia senja berkaitan erat dengan penurunan fungsi syaraf termasuk diantaranya syaraf mata, bisa juga karena adanya katarak pada mata. Bila perlu periksa ke dokter mata dan upayakan menggunakan kacamata. Agar mengurangi resiko cedera pada lansia, sekitar lingkungan rumah beri penerangan yang cukup pada malam hari terutama di kamar mandi.Hal ini penting untuk menghindari terjadinya kecelakaan pada kaum lansia.
Indra pendengaran
Hal ini tak jarang memicu kesalahpahaman. Bicaralah lebih dekat dan penuh kesabaran bila orang tua tidak dapat mnedengar dengan jelas. Jangan membentak – bentak, ingat kita dulu ketika kecil ditimang dan di asuh orangtua kita penuh kasih sayang. Bila kondisi keuangan memungkinkan upayakan alat bantu dengar untuk orangtua. Kebahagiaan para lansia antara lain mendengar ceeloteh riang sang cucu tercinta, berbincang – bincang dengan anggota keluarga dan mendengarkan radio dan suara musik tradisional dan sebagainya.
Indra perasa dan penciuman
Orang lanjut usia mengalami penurunan fungsi indra perasa terutama lidah.Hal ini akibat menurunnya sensitivitas indra perasa pada lidah. Tak heran bila banyak orangtua mengeluh makanan tidak enak, kurang asin, kurang manis atau bahkan mengatakan masakan kita hambar.Begitu pula indra penciuman berkurang sensitivitasnya sehingga tidak bisa menikmati aroma bau masakan yang membuat orang tua kurang selera makan Kita tidak perlu menyalahkan orangtua atau merasa kecewa karena masakan kita dicela.Cobalah beri pengertian dengan penuh kasih sayang bahwa tubuh tetap memerlukan makanan bergisi agar bisa sehat.
Gigi. Orang lanjut usia mengalami kerapuhan gigi, banyak yang tanggal dan berlubang. Kesulitan untuk mengunyah . Maka upayakan menyajikan makanan lunak bila orang tua tidak mau menggunakan gigi palsu.
Kulit, Pada orang tua kulit lebih kering, keriput, elastisitas atau kekenyalan kulit menurun. Ada pula orang tua yang menjadi mudah alergi dan gatal – gatal akibat menurunnya daya tahan tubuh. Sering – sering menganjurkan orang tua untuk minum air putih dan buatkan jus buah segar. Beri pelembab agar merasa nyaman. Perhatikan kebutuhan kebersihan tubuh terutama mandi sehari 2 kali.
Keadaan kesehatan jantung, paru – paru, hati dan ginjal serta organ tubuh lain menurun fungsinya
Orang lanjut usia sering mengalami mudah lelah, sesak nafas dan gangguan buang air kecil bahkan ada yang ngompol tanpa terasa, gangguan pencernaan mudah kembung, diare, sembelit dan lain – lain.Memasuki usia lanjut adalah masaa yang rentan. Bila tidak dijaga kondisi kesehatannya, orang tua akan mudah jatuh sakit terlebih dengan adanya penurunan kekebalan tubuh. Nah hal ini sekaligus mengingatkan kita agar mulai menjaga kesehatan diri dan kesehatan orangtua kita sejak dini agar kita tetap bugar memasuki masa lansia kelak. Salah satu contoh nyata nenek saya bahkan hidup seratus tahun lebih. Beliau sangat energik dan aktif sejak muda, padahal pernah melahirkan sepuluh anak dan fisiknya tetap terjaga jantung, paru – paru , hati dan ginjalnya dalam kondisi baik tak pernah sakit – sakitan. Beliau meninggal dengan tenang tanpa sakit apapun.
Tulang dan otot.
Pada orang lanjut usia, tulang semakin rapuh dan keropos. Otot kulit juga semakin kisut. Keluhan tersering adalah ngilu pada tulang terutama saat dingin, bengkak pada persendian dan varises. Perhatikan kebutuhan gisi orangtua, terutama asupan makanan maupun minuman yang cukup mengandung kalsium. Anjurkan menggunakan baju hangat saat musim hujan atau angin. Diet teratur untuk keluhan penyakit yang diderita misalnya asam urat yang tinggi, jantung, diabetes dan lain lain. Diet ini tidak mudah dijalankan, karena kadang orangtua ingin menikmati makanan tanpa dilarang begini dan begitu. Konsekwensinya menu dalam keluarga sedapat mungkin menghindari yang beresiko memperberat kondisi sakitnya.
Keadaan psikologis:
- Merasa tidak berdaya, terlebih bila hidup tergantung sepenuhnya dari anak.
- Merasa cemas dan kuatir dengan keadaan kesehatan
- Perasaan takut saat sendirian di rumah, kesepian saat anak – anak bekerja, cucu sekolah
- Butuh perhatian, sapaan dan kasih sayang dari anggota keluarga setiap hari
- Ingin dihargai pendapatnya meskipun kadang dianggap kuno atau tidak relevan.Cobalah mendengar saja. Cukup didengarkan pendapatnya mereka merasa bahagia.
- Mengalami kepikunan ( pelupa )
- Mudah tersinggung
- Gelisah, sulit tidur, mudah terjaga tengah malam, dsb