Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Berdiri di Atas Sampah sebagai Manusia

1 Maret 2011   02:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:10 97 0
tubuh berdinding peluh itu terus melangkah

menyayat tiap tiap keinginan semesta

mengais hartanya diantara sampah

memendam semua mualnya akan kebusukan

karena baginya kebusukan sampah tak seberapa

dibanding sifat angkara murka kaum berdasi

memendam semua derita hidupnya

karena baginya dia lebih bahagia

daripada masyarakat yang terus dikekang bagai hamba sahaya

memendam semua kejijikannya

karena baginya koruptor dan sampah masyarakat jauh lebih hina darinya

memendam ulat ulat yang terus bergelayut mesra di antara sampah

bagai emosi yang begitu dekat dengan manusia

dia kais satu persatu hartanya

dari timbunan gunung yang tak jua wangi

dari ampas ampas rumah tangga yang terus bertambah

dari pemborosan akan barang tak berguna

dari kemubaziran harta benda tetangga

dari luapan sifat dunia mereka

tapi itu semua hartanya

sampah semua orang adalah hartanya

tempatnya mencari nafkah

mencari kehidupan

menghidupkan jiwa jiwa lain dalam tanggungannya

tak merugikan orang lain

tak pula kucela mereka karena kebodohannya

ataupun sikap boros mereka pada barang tak berguna

kuhanya menyambung nyawa tanpa mengambil hak mereka

berdiri diatas sampah sebagai manusia

bukan berdiri diantara manusia sebagai sampah

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun