Budaya ketimuran yang cenderung masih dipengaruhi doktrin rasa risih dan juga doktrin agama dan kesopanan merupakan pembentuk pola pikir yang sebagian orang bilang "kolotan". tapi sejauh mana pola pikir ini mempengaruhi sendi kehidupan bangsa kita.mari kita sedikit telaah..
kolotan yang bersarikan budaya tabu sebenarnya sudah ada jauh sebelum peradaban berkembang pesat, sistem kemasyarakatan manusia telah membentuk budaya tabu dari gesekan gesekan rasa malu yang muncul dan rasa tidak di inginkan.lah terus munculnya berbagai agama dan ajarannya otomatis pun membuat budaya tabu semakin mendapat tempatnya berkembang dan akhirnya mendarah daging.
kebudayaan yang terus tumbuh ditimpali dengan budaya budaya lain menimbulkan suatu pemahaman baru dan terus menciptakan suatu bentuk kebudayaan baru, nah salah satu bentuknya adalah tidak adanya lagi rasa risih, tabu karena menganggap hal itu sudah biasa" padahal mereka berpikir dan melihat dengan sudut pandang yang berbeda" toh kalaupun mau disatukan itu adalah hal yang aneh karena memang bertolak belakang.
bagusnya gimana ? ya seperti yang di awal tadi saya katakan.. kita semua punya pemahaman masing masing.. punya rasa tanggung jawab sebagai manusia toh apapun yang kita lakukan nantinya berpulang kembali pada kita. yang jadi masalah ya kita harus bersiap dengan semua resiko yang timbul akibat keputusan kita. apalagi soal"segel"
toh wanita sebagai pemilik segel punya pikiran dan saya yakin mereka mampu menggunakan pikirannya dengan benar dan siap dengan resiko toh bagi saya semua itu gag masalah, segel itu cuma semalam ..selepas malam itu ya takkan ada ada lagi segelnya..udah dilepas dan dirusak..
lagipun jika kita udah mendapat segel yang rusak juga gada masalah toh yang paling penting tuh komunikasi dan penerimaan kekurangan pasangan sebagai salah satu bentuk rasa cinta :P