Dikatakan Bambang Haryo, akhir-akhir ini juga terjadi kelangkaan BBM subsidi, kemudian disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani, bahwa BBM bersubsidi akan habis di akhir bulan September dikarenakan terjadi peningkatan konsumsi BBM Subsidi, sehingga membebani APBN.
Menurut anggota DPR-RI periode 2014-2019, pemerintah saat ini seharusnya paham bahwa penggunaan BBM di tahun 2022 mestinya ada peningkatan sebesar 50% dalam kurun waktu 10 tahun dari tahun 2012 ke tahun 2022 dikarenakan setiap tahun terjadi pertumbuhan ekonomi rata - rata 5% dan ini akan berakibat terjadi peningkatan penggunaan transportasi publik darat, laut, kerta api, logistik, transportasi pribadi serta peningkatan pertanian, nelayan, perkebunan dan Industri transportasi untuk industri kecil dan besar.
Tetapi Kata Bambang Haryo, ternyata kuota BBM Subsidi tahun 2012 untuk premium sudah sebesar 24,3juta kiloliter, solar 14,9juta kiloliter dengan besaran total subsidi 211 triliun rupiah saat itu, bila di banding saat ini di tahun 2022 untuk subsidinya pertalite yang hanya 23juta kiloliter dimana seharusnya bila ada pertumbuhan ekonomi 50% harusnya saat ini kuotanya berkisar 36juta kiloliter.Â