Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Indonesia 1928

29 November 2011   07:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:03 50 0


I

kau benar tentang teriakan yang menggema memekak malam

tentang gumam yang berkisah miris pada gerismis

dan  tentang  kertaskertas  menifesto yang usang

aku berceloteh, ketika bising senapan dan meriam tepat dimalamku

merangkak cemas pelanpelan menemukan cahaya yang tak hendak padam

di kejauhan kudengar;

kami poetra dan poetri indonesia

mengakoe bertoempah darah jang satoe,

tanah air indonesia

II

pernah sekali  pada detik yang diantara detaknya air mata tercurah

sajakku tertinggal dan lampulampu  berpendar merah dan jingga

pula-ada yang termangu menanti siluet diujung senapan

dikejauhan kudengar;

kami poetra dan poetri indonesia

mengaku berbangsa jang satoe,

bangsa indonesia

III

disini semua gugur tak menyisa apaapa

dalam gigil yang berkabut dan katakata yang tak berucap

kami poetra dan poetri indonesia

mengjoenjoeng bahasa persatoean

bahasa indonesia

sungguh, hanya dikejauhan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun