"Gus Ketum pakai celana, saya sarungan. Berarti
maqom-nya tinggi saya...," demikian seloroh Sosiawan Budi Sulistyo meledek K.H. Yahya Cholil Staquf. Para undangan dan peserta yang hadir dalam Pembukaan Muktamar Pemikiran Ke-2 Nahdlatul Ulama (NU) hari Jum'at (1/12) malam pun langsung terbahak. Penyair dan penulis asal Surakarta yang akrab disapa "Sosiawan Leak" itu didaulat menampilkan puisi berjudul "Orang-orang Sarungan" semalam. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PB NU) yang merupakan kakak kandung Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutan pembukaannya pun menyinggung hal senada. Bahwasanya
 "stereotype" NU sebagai "kaum sarungan" sebenarnya sudah tidak tepat. Bukan saja malam tadi sebagian besar hadirin pria mengenakan celana, tapi konteks stigma itu sendiri di masa
post-modernisme ini jelas tidak pas. Menurutnya, kini NU tidak hanya hadir di pedesaan, tapi di mana-mana. Dan latar belakang "orang yang merasa NU" -yang menurut klaim Denny J.A. sudah melebihi 50 % penduduk Indonesia- Â juga sudah beragam, tdak semata "kaum sarungan".Â
KEMBALI KE ARTIKEL