Minuman berpemanis, seperti soft drink dan minuman manis lainnya, telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang. Bahkan banyak dari masyarakat kita menggantikan air putih dengan minuman berpemanis. Namun, konsumsi minuman berpemanis secara berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes melitus. Diabetes atau yang sering disebut kencing manis adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan kenaikan gula darah karena penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas atau gangguan fungsi insulin (resistensi insulin). Hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disertai dengan kurangnya kerja dan atau sekresi insulin adalah tanda diabetes melitus.
Studi menunjukkan bahwa minuman berpemanis dapat meningkatkan risiko terkena diabetes melitus. Salah satu penelitian yang dilakukan di Desa Nyatnyono, Kabupaten Semarang, menemukan bahwa konsumsi minuman berpemanis memiliki korelasi signifikan dengan tingkat diabetes melitus pada dewasa usia 30 hingga 50 tahun. Penelitian tersebut menemukan bahwa 10,64 persen responden yang termasuk dalam kategori tinggi konsumsi minuman berpemanis termasuk dalam kategori bukan diabetes melitus, dan 89,36 persen responden yang termasuk dalam kategori diabetes melitus.
KEMBALI KE ARTIKEL