Raungan sirine membelah malam. Aku sedang duduk terkantuk-kantuk di ruang piket IGD ketika sebuah ambulans memasuki halaman rumah sakit. Seorang lelaki korban kecelakaan tergolek berlumuran darah. Segera kubersihkan darah yang mengental di kepalanya dan kulakukan beberapa tindakan untuk menghentikan pendarahan. Luka tersebut kujahit dan kuperban sebelum akhirnya pasien dipindahkan ke ruang perawatan. Aku segera berkemas pulang karena akan segera berganti shift. Sempat kudengar suara lelaki itu bergumam 'terima kasih' dan mengarahkan pandangannya padaku. Seketika aku tercekat menangkap pandangan matanya yang tajam. Setajam mata pisau.
KEMBALI KE ARTIKEL