Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Jika, Tri Risma Dirivalkan Jokowi di Bursa Capres

13 Maret 2014   19:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:58 950 2
(sumber: NEFOS.NEWS) Wali Kota Surabaya Tri Risma ramai diberitakan sebagai satu-satunya figur yang dapat menyaingi popularitas Gubernur Joko Widodo alias Jokowi untuk Capres RI (Calon Presiden-Wakil Presiden Republik Indonesia) 2014. Ia menjadi salah satu top person dalam dunia politik di Indonesia. Hal ini tidak makin diakui sebagai realitas dinamika politik di tahun politik, terutama bursa Capres. Kendati demikian, potensialitas Tri Risma kiranya menjadi kapital politik yang terlindungi baik oleh publik, tentu para politisi, dan terutama oleh putusan politik Tri Risma. Memang, bukan tidak mungkin, misalnya, Tri Risma tergoda "berbeda pilihan dan putusan" politik, bila popularitasnya dalam survei-survei yang relatif obyektif, memberi keyakinan pada Tri Risma untuk panggung politik lebih tinggi dari "sekedar" di seputar Kota "Pahlawan" Surabaya. Selain sejumlah survei yang telah ada, Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang misalnya, mengungkapkan terakhir eksposure Tri Risma di media semakin kencang meninggalkan figur-figur lain di ranah politik di Indonesia. Hal-hal ini dapat mendorong kubu-kubu Capres-Cawapres yang bukan PDI-P untuk menggandeng Tri Risma. Sebagian kompetitor politik terhadap Kubu PDI-P, bahkan tanpa malu-malu menyebut elektabilitas Tri Risma telah sejajar bahkan melampaui elektabilitas Jokowi. Karena itu, figur wanita tangguh yang belakangan heboh dengan partai yang mendorongnya menjadi Walikota Surabaya itu, bijak memilah pendorong untuk "kemaslahatan umum", dan pendorong untuk semata kepentingan dan ambisi mereka yang kalah dalam pandangan publik. Elaborasi isu pengunduran dirinya dari kursi wali kota Surabaya telah menghantarnya  sebagai primadona dalam opsi lain di pentas politik Indonesia. Dinamika sikap PDI-P terhadap keputusan memajukan figur Capres, menjadikan semua pilihan politik masih mungkin terjadi. Termasuk, terus menjaga "Sang Primadona Baru", ya Tri Risma. Menurut Rustika, dengan menggunakan trending analysis pemberitaan dengan tema politik secara umum, nama Tri Rismaharini sudah muncul dalam cluster trending sejak sebulan lalu. Jika, kecenderungannya terus berlanjut, terbukanya Tri Risma ditarik keluar dari dekapan politik PDI-P menyeberang ke ranah oposisi. Jika, Akhirnya Tri Risma Dirivalkan Jokowi Kurang dari sebulan Pemilu legislatif 9 April, sebuah kejadian utama dan terbesar (menurut hemat saya) dinanti publik, yakni tentang Deklarasi Capres RI 2014 dari kubu PDI-P. Meskipun, pelbagai indikator dan sinyal telah memberi keyakinan kepada publik, bahwa Ketum PDI-P Megawati most likely, makin mengarah kepada figur Jokowi. Tri Risma adalah salah satu, atau persisnya satu-satunya bayang paling potensial diubah dari kawan menjadi 'lawan' paling bersaing dengan power politik PDI-P. Buat Tri Risma, sejak berani berbeda dengan pemimpin teras PDI-P dalam hal prosedur penetapan Wakil Walikota Surabaya Wisnu Sakti Buana, segalanya mungkin. Nothing to loose, bahkan mundur dari Wali Kota Surabaya. Kalau untuk sebuah kepastian, Risma berani berani beda. Apalagi, kemungkinan tertarik pada elusan hidden power yang sekedar mengurangi ketangguhan dan soliditas dukungan kepada PDI-P dan Jokowi tentunya. Jika ekspektasi politik ini terjadi, pertimbangan etika politik saya kepada orang baik Tri Risma adalah tendang dan gusurlah para penggoda (pulitik) itu. Publik akan sangat mendukung Anda (di masa depan) dalam jalan politik untuk kemaslahatan umum. Bukan sekedar menang kalah. Saat ini, jika berhadapan dengan entusiasme publik terhadap kapital dukungan politik publik (kepada) Jokowi, siapa pun akan menyerah kalah. Tak terkecuali orang baik seperti Anda, Bunda Tri Risma. Itu bila Jokowi dan Anda Tri Risma, benar-benar digiring dan dirivalkan di satu panggung Capres-Cawapres RI 2014. Pertimbangan etis-politis ini pun dapat dikesampingkan. Karena, masih ada banyak andai hingga hari-hari ini.*** *) Penulis, pemerhati Hasil-hasil Survei Obyektif, dosen President University Jababeka, Simpatisan Jokowi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun