Skak mat bagi kubu Prabowo-Hatta? Tidak juga karena sudah diketahui bahwa Jokowi-JK memiliki hobi melakukan Politik Dizolimi alias Play Victim maka dapat dipastikan Obor Rakyat juga adalah bagian taktik "menyakiti diri sendiri dan kemudian menyalahkan orang lain sebagai pelakunya" yang secara konsisten dimainkan oleh Jokowi selama dua tahun terakhir.
Awalnya terbersit Obor Rakyat memang diterbitkan oleh kubu Prabowo-Hatta, dan bila demikian maka mereka bodoh. Tapi bila dipikir sekali lagi, proses terbukanya identitas di balik pengelola Obor Rakyat sangat mencurigakan bukan? Bila Obor Rakyat memang dimaksudkan sebagai kampanye hitam terselubung, lantas untuk apa Darmawan Sepriyossa menghubungi Gun Gun Heriyanto untuk meminta artikel dan menayangkan artikel tersebut di tabloid yang notabene menjadi heboh karena dorongan kubu Jokowi-JK sendiri. Tindakan Darmawan Sepriyossa tersebut seolah memang ingin identitasnya diketahui dan setelah itu dia menunjuk hidung Setiyardi sebagai pengelolanya. Eureka! Main Politik Dizolimi lagi si Jokowi...dasar..
Kasus ini mirip dengan kasus babinsa bukan? Ketika itu SBY dengan emosi mengungkap bahwa ada oknum TNI/Polri aktif yang seharusnya netral tapi malah mendukung salah satu pasangan capres dengan alasan mencari sekoci penyelamat. Setelah itu kubu Jokowi-JK melempar isu babinsa memihak Prabowo-Hatta tapi sekarang malah terbukti bahwa TNI, Polri dan BIN mendukung mereka dengan aktif menjegal lawan; dan lebih parahnya Trimedya Pandjaitan, timses Jokowi-JK malah ketangkap basah bertemu Komjend Budi Gunawan dan Komisaris KPU Hadar Hafis Gumay dengan tujuan antara lain memberikan soal contekan kepada Jokowi-JK untuk debat capres.
Benar kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga dan bau bangkai pasti tercium. Mari kita lihat beberapa bukti bahwa Obor Rakyat adalah pekerjaan kubu Jokowi-JK:
Bukti Pertama: Kita harus ingat bahwa Luhut Binsar Pandjaitan/LB Pandjaitan sang anak emas dan anak murid Benny Moerdani yang berarti cucu murid Ali Moertopo adalah orang yang membina dan mempersiapkan Jokowi sebagai capres boneka untuk menandingi Prabowo. Dengan demikian strategi yang dijalankan oleh LB Pandjaitan untuk memenangkan Jokowi pasti mengadopsi ilmu intelijen bidang penggalangan ala Ali Moertopo dan LB Moerdani.
Bukti Kedua: Formula yang digunakan oleh kubu Jokowi-JK melalui tangan intel partikelirnya, LB Pandjaitan adalah formula yang sama ketika Ali Moertopo merekayasa Kerusuhan Malari 15 Januari 1974/Malari sampai ketika Benny Moerdani merekayasa Peristiwa 27 Juli 1996/Kudatuli dan Kerusuhan 13-14 Mei 1998/Rusuh Mei:
a. Obor Rakyat yang berisi berita-berita negatif tentang Jokowi hanya mengambil isi tulisan Raden Nuh; Syahganda Naingollan; Abdul Rasyid di Twitter via Triomacan2000 tanpa sedikitpun menulis tentang Prabowo atau Hatta sehingga mudah menggiring opini masyarakat bahwa tabloid tersebut dibuat oleh kubu Prabowo-Hatta untuk mendiskriditkan Jokowi-JK.
Formula di atas adalah mirip proses awal Malari yaitu munculnya Dokumen Ramadi yang menyatakan masa kepemimpinan Soeharto sudah berakhir dan akan diganti oleh Jenderal Soemitro; sama dengan angket buatan Aberson Marie Silaloho menjelang Kudatuli yang menyatakan masa kepemimpinan Soeharto harus diteruskan oleh Megawati dan mirip dengan dokumen rencana revolusi oleh "kelompok pro demokrasi" yang ditemukan di Rumah Susun Johar di Tanah Tinggi, Tanah Abang setelah ada bom rakitan meledak prematur lima bulan sebelum Rusuh Mei.
b. Sejak awal Obor Rakyat sudah diarahkan kepada Prabowo-Hatta sejak Darmawan Sepriyossa meminta Gun Gun Heriyanto menyumbang artikel yang masuk ke Tabloid Obor Rakyat dengan harapan Gun Gun mengungkap fakta ini, dan selanjutnya Darmawan mengungkap pengelola tabloid adalah Setiardi Boediono yang di facebooknya berisi puja-puji kepada Prabowo.
Malari dari awal sudah diarahkan kepada target penjatuhan yaitu Jenderal Soemitro sebab dia dekat dengan Hariman Siregar pemimpin mahasiswa DMI-UI, ada rumor Soemitro mencetuskan "Kepemimpinan Gaya Baru" dan Dokumen Ramadi. Demikian pula Kudatuli dari awal diarahkan kepada Soeharto seperti Dr. Soerjadi dikisahkan direkrut untuk menggeser Megawati, kongres di Medan dibayar oleh cukong Orde Baru (Sofjan Wanandi); dan Alex Widya Siregar sebagai pengumpul preman yang menyerang adalah PDI Pro Soerjadi dan pemimpin serangan adalah Sutiyoso dan SBY. Begitu juga dengan Rusuh Mei, sejak awal penembakan Trisakti; "penculikan aktivis" dan Rusuh Mei sudah ditiupkan ke arah Prabowo dan Soeharto, selain itu PRD meniupkan rumor bahwa dokumen di Tanah Tinggi adalah rekayasa intelijen.
c. Bau busuk Tabloid Obor Rakyat tercium karena mereka hanya mengulang isi tweet akun Triomacan2000/TM2000, dan kita tahu bahwa admin akun tersebut adalah Raden Nuh; Abdul Rasyid; dan Syahganda Nainggolan, adalah mantan HMI dan sebelum kampanye pilpres tidak pernah "menyerang" tokoh alumni HMI, dan pengecualian dilakukan baru-baru ini dengan "membuka korupsi Jusuf Kalla." Raden Nuh adalah kader Partai Hanura, partai pendukung Jokowi yang mengidolakan Wiranto; Abdul Rasyid memang staf khusus menko perekonomian di bawah Hatta Rajasa tapi sekarang dia menjadi stafsus Chairul Tandjung sebagai menko yang baru, dan uniknya Abdul Rasyid dan Syahganda adalah orang yang memprakarsai berdirinya Pamswakarsa atas permintaan Wiranto. Wiranto sendiri adalah binaan Benny Moerdani yang ditempatkan di kabinet terakhirnya Presiden Soeharto!! Sedangkan Darmawan Sepriyossa dan Setiardi Boediono adalah mantan jurnalis majalah Tempo tidak lain adalah pendukung utama Jokowi-JK dan didirikan Goenawan Mohamad, anak didik Ivan Kats sebagai agen CIA dan Fikri Jufri yang sangat mengidolakan Benny Moerdani dari CSIS!!
Malari terkuak karena ternyata Hariman Siregar, pemimpin demo mahasiswa adalah bentukan dari Ali Moertopo sendiri; demikian pula massa yang menunggangi demo adalah massa GUPPI yang dilatih oleh Ali Moertopo di CSIS dan Lim Bian Koen dari CSIS terekam sering datang ke kantor GUPPI bertemu Ramadi yang setelah Malari mati misterius di tahanan. Kudatuli terkuak karena berdasarkan kesaksian Rachmawati Soekarnoputri, adik Megawati terungkap ternyata Megawati dan Benny bersekongkol untuk menjatuhkan Soeharto, selain itu Sofyan Wanandi dari CSIS memang bagian kelompok Benny; Dr. Soerjadi, dan Aberson Marie adalah anak didik Benny Moerdani. Sedangkan "penculikan aktivis"; penembakan Trisakti; Rusuh Mei terungkap karena kesaksian Salim Said bahwa Benny Moerdani mau menjatuhkan Soeharto melalui gerakan massa yang mengejar orang China dan Kristen; kesaksian Lim Bian Koen, pendiri CSIS di bukunya bahwa Wiranto adalah anak didik terakhir Benny Moerdani di kabinet Soeharto, dan Fachrul Razi maupun Soebagyo HS adalah anggota klik Wiranto yang setia pada Benny.
d. Uraian huruf a, b, dan c memang belum cukup membuktikan bahwa Obor Rakyat terbit atas instruksi kubu Jokowi-JK tapi dapat dijadikan titik tolak untuk menyelidiki lebih dalam, misalnya siapa di belakang akun TM2000 yang tiba-tiba berstatus non-aktif setelah pengelola Obor Rakyat terbongkar? Selain alumni Tempo, apakah Darmawan Sepriyossa, Gun Gun Heriyanto dan Setiardi Boediono memiliki hubungan dengan kubu Jokowi-JK? Siapa yang membiayai penerbitan dan menyebarkan Obor Rakyat? Mengapa mereka membuat berita dengan mendasarkan kepada twit TM2000? Mengapa Jokowi mendiamkan twit dari TM2000 bahwa dia tidak bisa sholat dan menunggu sekian lama baru dia bersedia diliput sholat berjemaah, biar kesan dizolimi bisa meningkat?
Saya tidak akan heran bila nantinya ditemukan Darmawan Sepriyossa, Gun Gun Heriyanto dan Setiardi Boediono memiliki hubungan dengan kubu Jokowi-JK sama seperti ketiga admin TM2000 memiliki hubungan dengan Wiranto dan Hanura; toh semua jenderal yang di sisi Jokowi-JK memang memiliki hubungan dengan Wiranto, apalagi nyatanya JK "memelihara" orang-orang yang dia tempatkan di partai lain supaya menggerakan partai sesuai kepentingan dia seperti Bupati Kabupaten Bogor Rachmat Yasin dari PPP atau Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin, mantan Golkar yang pindah ke Demokrat tapi setia kepada Jusuf Kalla.
Berdasarkan bukti-bukti di atas maka kita bisa memasukan isu Obor Rakyat ke daftar Politik Dizolimi yang sudah dilakukan oleh Jokowi-JK.
Sumber:
Jusuf Wanandi, Shades of Grey, Equinox Publishing.
Jusuf Wanandi, Menyibak Tabir Orde Baru, Penerbit Kompas.
Janet E. Steel, Wars Within: The Story of Tempo, an Independent Magazine in Soeharto's Indonesia, Equinox Publishing.
Rahasia-Rahasia Ali Moertopo, Tempo-KPG.
Massa Misterius Malari, Tempo.
Heru Cahyono, Pangkopkamtib Jenderal Soemitro dan Peristiwa 15 Januari '74, Penerbit Sinar Harapan.
Rachmawati Soekarnoputri: Membongkar Hubungan Mega dan Orba di Harian Rakyat Merdeka 31 Juli 2002 dan 1 Agustus 2002.
Robert Odjahan Tambunan, Otobiografi Politik RO Tambunan: Membela Demokrasi, terbitan TPDI.
Salim Said, Dari Gestapu Ke Reformasi, Serangkaian Kesaksian, Penerbit Mizan.
Wijaya Herlambang, Kekerasan Budaya Pasca 1965, Penerbit Marjin Kiri.
http://m.merdeka.com/pemilu-2014/pembuat-tabloid-obor-rakyat-perlahan-mulai-terungkap/berawal-dari-kicauan-gungun-heryanto.html
http://m.kompasiana.com/post/read/666471/1/luhut-pandjaitan-intelijen-partikelir-kreator-jokowi.html
http://m.kompasiana.com/post/read/665875/1/menolak-lupa-bukti-oknum-tnipolri-tidak-netral.html
http://m.kompasiana.com/post/read/563076/3/triomacan2000-adalah-serigala-bukan-pelacur.html
http://m.kompasiana.com/post/read/663944/1/berbagai-bentuk-politik-dizolimi-jokowi.html
http://m.kompasiana.com/post/read/655340/2/3-kasus-terbaru-kpk-pesan-abraham-samad-pada-jokowi-dan-jusuf-kalla.html
http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/06/02/078581837/SBY-2004-TNI-Polri-Tak-Netral
http://nasional.inilah.com/read/detail/2107950/isu-babinsa-tni-akal-akalan-hendropriyono#.U5siX_l5O_s
http://www.gatra.com/politik-1/54017-tudingan-sby-mengarah-ke-jenderal-moeldoko%E2%80%8F.html
http://www.tempo.co/read/news/2014/05/26/078580347/Kalla-Gunakan-Jenderal-Rekening-Gendut-Dekati-Mega
http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/06/09/269583624/Bertemu-Trimedya-Budi-Gunawan-Diserang-Kubu-Prabowo
http://pemilu.okezone.com/read/2014/03/20/567/958274/bin-jegal-prabowo-jadi-capres
http://nasional.kompas.com/read/2014/06/12/1944065/BIN.Kejar.Pembuat.Tabloid.Obor.Rakyat