Di sebuah ruangan miniatur negara Indonesia terdapat beberapa “lilin” yang diharapkan dapat menerangi ruangan itu dengan baik. Uniknya, semua lilin yang ada memiliki nama dan identitas khusus untuk memberi dukungan bagi penerangan ruangan. Cahaya di ruangan itu mulai redup, dan makin lama makin redup karena satu demi satu lilin memadamkan dirinya. Dalam wawancara imajiner, seseorang bertanya dengan sedih, “Mengapa kalian padam satu demi satu?”