DEMONSTRATION FOR THE WELFARE OF PASURUHAN
WATUMALANG WONOSOBO VILLAGE
Aprilia Berlina Ferdiani1, Bidari Sukma Rahmadani2
,
Rakhmat Widodo3
, Fadhilah Fathul Janah4
, Mutia Shafa
Dhiya Rahmawati5
, Vika Amalia Alfarizi6
, Irfauzi Firman
Hidayat, S.T., M.T7
1,2,3Department of Health, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, Indonesia
4,5Department of Psychology, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, Indonesia
6Department of Law, Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, Indonesia
fadhilahfathul27@gmail.com
Abstract
Gelangan Hamlet has the potential to provide a significant impact in the long term. However, to
achieve this, strong commitment is needed from all stakeholders, including the community, local
government, health institutions and research partners. Thus, the conclusion of this discussion is that
although there are complex challenges, there are also great opportunities to achieve sustainable
p ositive changes in children's health and well- being through the MPASI program in Gelangan Hamlet.
With continued collaboration and dedication, the vision for a healthy and thriving community can
become a reality.
Keywords: Weaning Food (MPASI) , Health, Ham let Gelangan
PERJUANGAN SEHAT DI DUSUN GELANGAN:
DEMONSTRASI MPASI UNTUK KESEJAHTERAAN DESA
PASURUHAN WATUMALANG WONOSOBO
Abstrak
Dusun Gelangan memiliki potensi untuk memberikan dampak yang signifikan dalam jangka panjang.
Namun, untuk mencapai hal tersebut, diperlukan komitmen yang kuat dari semua pemangku
kepentingan, termasuk masyarakat, pemerintah daerah, lembaga kesehatan, dan mitra penelitian.
Dengan demikian, kesimpulan dari pembahasan ini adalah bahwa meskipun terdapat tantangan yang
kompleks, ada juga peluang besar untuk meraih perubahan positif yang berkelanjutan dalam
kesehatan dan kesejahteraan anak-anak melalui program MPASI di Dusun Gelangan. Dengan
kerjasama dan dedikasi yang berkelanjutan, visi untuk sebuah komunitas yang sehat dan
berkembang bisa menjadi kenyataan.
Kata Kunci: MPASI, Kesehatan, Dusun Gelangan
Pendahuluan
Dusun Gelangan, yang terletak di Desa Pasuruhan, Wilayah Watumalang, Wonosobo, telah menjadi
pusat perhatian dalam upaya memperjuangkan kesehatan anak-anak dan kesejahteraan
masyarakatnya. Dengan semangat yang berkobar-kobar, warga desa ini telah menginisiasi sebuah
demonstrasi penerapan Makanan Pendamping ASI (MPASI), sebuah langkah progresif dalam upaya
meningkatkan gizi anak-anak serta memperkuat fondasi kesehatan generasi mendatang.
Kisah perjuangan ini bukanlah semata-mata tentang pemberian makanan tambahan kepada bayi dan
balita, tetapi juga tentang semangat dan tekad untuk mengatasi tantangan kesehatan yang dihadapi
oleh komunitas lokal. Dengan latar belakang geografis yang kadangkala membatasi akses terhadap
sumber daya, Dusun Gelangan dan wilayah sekitarnya telah merasakan dampak dari kurangnya
pengetahuan tentang gizi yang tepat dan pentingnya memberikan nutrisi yang memadai kepada
anak-anak mereka.
Demonstrasi MPASI yang diinisiasi di Dusun Gelangan tidak hanya bertujuan untuk memberikan
solusi jangka pendek, tetapi juga untuk membentuk fondasi yang kuat bagi perubahan jangka
panjang dalam pola makan dan gaya hidup sehat di masyarakat. Ini merupakan langkah proaktif
dalam memerangi masalah gizi buruk dan stunting, yang pada gilirannya akan berdampak positif
pada pertumbuhan dan perkembangan anak-anak serta kualitas hidup mereka di masa depan.
Perjuangan ini bukanlah upaya yang mudah. Melalui kerja keras, kolaborasi antarwarga, dukungan
dari pemerintah desa, dan bantuan dari berbagai pihak, Dusun Gelangan telah mampu melangkah
maju dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkembang. Demonstrasi MPASI
bukan hanya sekadar program, tetapi sebuah gerakan yang melibatkan seluruh komunitas dalam
transformasi menuju kesejahteraan yang berkelanjutan. Dalam artikel ini, kita akan menyelami lebih
dalam tentang perjuangan dan pencapaian yang telah dicapai oleh Dusun Gelangan dalam
mewujudkan visi kesehatan dan kesejahteraan bagi generasi masa depan mereka melalui
demonstrasi MPASI yang inspiratif ini.
Langkah-langkah konkret dalam merancang, mengimplementasikan, dan mengukur dampak dari
demonstrasi MPASI ini menjadi landasan utama bagi perubahan yang terlihat dan terukur dalam
masyarakat. Pertama-tama, pendekatan partisipatif dipilih sebagai metode utama dalam merancang
program ini. Warga setempat, bersama dengan tenaga kesehatan lokal dan ahli gizi, secara bersama-
sama mengevaluasi kebutuhan spesifik anak-anak di wilayah tersebut serta mengidentifikasi faktor-
faktor lingkungan dan sosial yang dapat mempengaruhi keberhasilan program.
Melalui berbagai lokakarya dan diskusi kelompok, pola makan tradisional yang kaya akan nilai gizi
lokal diidentifikasi dan disesuaikan dengan rekomendasi gizi yang diberikan oleh ahli. Langkah
berikutnya adalah mengembangkan menu MPASI yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi
lokal, dengan memanfaatkan bahan-bahan pangan yang mudah didapat dan terjangkau di wilayah
tersebut. Hal ini memastikan bahwa program tidak hanya efektif dari segi gizi, tetapi juga dapat
diimplementasikan dengan mudah oleh para orang tua dan kader kesehatan desa.
Pendidikan dan pelatihan menjadi komponen kunci dari demonstrasi MPASI ini. Orang tua,
khususnya ibu-ibu, diberikan pengetahuan yang komprehensif tentang pentingnya nutrisi selama
periode pendahuluan, persiapan makanan yang higienis, dan pemberian makanan tambahan yang
tepat sesuai dengan tahap perkembangan anak. Selain itu, kader kesehatan desa dilatih untuk
memberikan dukungan dan pendampingan kepada keluarga dalam melaksanakan program, serta
melakukan pemantauan berkala terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Dalam
upaya meningkatkan aksesibilitas dan keberlanjutan program, infrastruktur pendukung seperti
posyandu dan dapur bersalin ditingkatkan dan dimanfaatkan secara optimal. Kolaborasi dengan
berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta, juga
menjadi strategi penting dalam memperluas jangkauan program serta menggalang dukungan
finansial dan teknis.
Tidak hanya berfokus pada aspek gizi, demonstrasi MPASI ini juga memperhatikan aspek sosial dan
budaya dalam merancang intervensi yang efektif. Penghargaan terhadap nilai-nilai lokal,
penghormatan terhadap tradisi masyarakat, dan partisipasi aktif dari tokoh-tokoh masyarakat
menjadi kunci keberhasilan dalam memperoleh dukungan dan penerimaan yang luas dari
masyarakat. Dengan adanya sistem pemantauan dan evaluasi yang terintegrasi, dampak dari
demonstrasi MPASI ini secara terus-menerus dipantau dan dievaluasi. Data tentang status gizi anak-
anak, pola makan keluarga, dan faktor-faktor penentu kesehatan lainnya dikumpulkan secara
berkala untuk mengukur efektivitas program serta mengidentifikasi area-area yang memerlukan
perbaikan atau penyesuaian.
Dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang kuat, demonstrasi MPASI di Dusun Gelangan
menjadi sebuah contoh inspiratif bagi komunitas lain dalam memperjuangkan kesehatan dan
kesejahteraan anak-anak. Langkah-langkah konkret yang diambil dan pendekatan yang holistik
dalam merancang program ini memberikan harapan baru bagi masa depan yang lebih cerah dan sehat
bagi generasi mendatang.
Metode
Metode Pengumpulan Data yang Fleksibel: Menggunakan metode pengumpulan data yang fleksibel,
seperti wawancara mendalam, observasi partisipatif, atau penggunaan teknologi informasi seperti
survei online atau aplikasi mobile, dapat membantu dalam mengatasi tantangan terkait keterbatasan
sumber daya dan aksesibilitas terhadap populasi target.
Dengan memanfaatkan peluang yang ada dan merancang strategi yang tepat untuk menangani
tantangan yang mungkin muncul, Dusun Gelangan dapat melakukan penilaian dampak jangka
panjang yang komprehensif terhadap program MPASI. Hal ini akan membantu dalam mengukur
efektivitas program, memperbaiki intervensi yang ada, dan meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan anak-anak di wilayah tersebut secara berkelanjutan.
Dengan mempertimbangkan tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada, Dusun Gelangan dapat
mengembangkan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan dalam mengukur dampak jangka
panjang dari program MPASI. Ini akan membantu dalam mengevaluasi efektivitas program dan
mengidentifikasi strategi untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di wilayah
tersebut. Perencanaan Program:
Partisipasi masyarakat dimulai dari tahap perencanaan program. Pada tahap ini, masyarakat Dusun
Gelangan diajak untuk berpartisipasi dalam proses identifikasi masalah gizi anak dan pembahasan
solusi yang tepat. Diskusi kelompok, pertemuan komunitas, dan forum terbuka diadakan untuk
mendengarkan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat terkait program MPASI. Dengan
melibatkan mereka secara langsung, program dapat dirancang untuk mencerminkan kebutuhan dan
prioritas masyarakat setempat.
Implementasi Program:
Keterlibatan aktif masyarakat terus dilakukan selama tahap implementasi program MPASI.
Masyarakat Dusun Gelangan tidak hanya menjadi penerima program, tetapi juga menjadi pelaku
utama dalam melaksanakan program tersebut. Ibu-ibu dan keluarga didorong untuk terlibat secara
langsung dalam persiapan makanan MPASI, mengikuti panduan gizi yang telah diberikan, dan
mempraktikkan pemberian makanan yang sehat kepada anak-anak mereka. Selain itu, kader
kesehatan desa juga melibatkan masyarakat dalam kegiatan edukasi, pelatihan, dan demonstrasi
tentang MPASI untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan praktis.
Hasil dan Pembahasan
Tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat Dusun Gelangan tentang pentingnya gizi anak
dan pemberian MPASI yang tepat. Tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat Dusun
Gelangan tentang pentingnya gizi anak dan pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang
tepat menjadi salah satu faktor kunci dalam menentukan keberhasilan program kesehatan seperti
demonstrasi MPASI di wilayah tersebut. Dalam konteks ini, memahami latar belakang,
pengetahuan, dan sikap masyarakat terhadap gizi anak adalah langkah awal yang penting dalam
merancang intervensi yang efektif dan berkelanjutan.
Pertama-tama, penting untuk mencermati konteks sosio-ekonomi dan budaya dari masyarakat
Dusun Gelangan. Faktor-faktor seperti tingkat pendidikan, akses terhadap layanan kesehatan,
serta kepercayaan dan praktik tradisional terkait gizi dan pola makan dapat memberikan gambaran
yang lebih jelas tentang kondisi kesadaran dan pengetahuan masyarakat. Misalnya, dalam
komunitas dengan tingkat pendidikan rendah atau akses terbatas terhadap informasi kesehatan,
kesadaran tentang pentingnya gizi anak dan pemberian MPASI yang tepat mungkin kurang
berkembang. Di sisi lain, di komunitas yang lebih terpelajar dan memiliki akses yang lebih baik
terhadap layanan kesehatan, tingkat pengetahuan dan kesadaran dapat lebih tinggi.
Selanjutnya, penting juga untuk memahami persepsi masyarakat terhadap gizi anak dan MPASI.
Beberapa masyarakat mungkin memiliki pemahaman yang kuat tentang pentingnya nutrisi dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak, sementara yang lain mungkin memiliki keyakinan atau
praktik-tradisional yang berbeda yang dapat mempengaruhi pola makan anak-anak mereka. Selain
itu, persepsi terhadap MPASI sebagai suatu konsep dan praktik juga dapat bervariasi. Beberapa
orang tua mungkin sudah memiliki pengetahuan yang baik tentang MPASI dan mengikutinya
dengan baik, sementara yang lain mungkin mengalami kesulitan dalam menerapkannya karena
alasan budaya, ekonomi, atau sosial.
Langkah selanjutnya adalah melihat upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran
dan pengetahuan masyarakat tentang gizi anak dan MPASI. Program-program pendidikan
kesehatan, kampanye penyuluhan, serta kegiatan komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman tentang pentingnya gizi anak dan pemberian MPASI yang tepat dapat menjadi
indikator sejauh mana masyarakat telah teredukasi.
Pemantauan dan Evaluasi:
Partisipasi masyarakat juga penting dalam tahap pemantauan dan evaluasi program MPASI.
Masyarakat Dusun Gelangan didorong untuk aktif dalam memberikan umpan balik tentang
pelaksanaan program, mengevaluasi dampaknya terhadap pola makan anak-anak, serta
menyampaikan tantangan atau masalah yang mungkin timbul selama implementasi. Melalui
mekanisme partisipatif seperti pertemuan rutin, survei, atau diskusi kelompok, masyarakat dapat
berkontribusi dalam meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan program MPASI.