Mahasiswa rantau yang tinggal di kos, asrama, atau apartemen menghadapi banyak tantangan dalam menjalani hidup mandiri yang jauh dari keluarga. Di tengah keinginan gaya hidup modern dan kemudahan dalam belanja online, mengelola keuangan dengan bijak merupakan salah satu tantangan utama. Dengan status sebagai 'pengatur keuangan' pribadi, mahasiswa rantau harus mampu mengatur pemasukan dan pengeluaran dengan cermat dan teliti. Namun, di tengah godaan gaya hidup modern, fenomena konsumtif menjadi masalah yang sering kali sulit dihindari. Pola konsumtif ini terjadi pada seluruh lapisan masyarakat tak terkecuali mahasiswa, perbedaan pola konsumsi antara mahasiswa perkotaan dan mahasiswa perantauan dapat terlihat dengan jelas, mahasiswa perantauan terpantau akan lebih konsumtif dibandingkan mahasiswa perkotaan (mahasiswa yang tidak sedang merantau). Hal ini dikarenakan banyak faktor antara lain faktor persediaan pangan, gaya hidup, psikologis hingga faktor sosial. Saat merantau, mahasiswa perantauan cenderung lebih sering menghabiskan waktunya diluar kos dan beraktivitas diluar kos, baik sekadar nongkrong bersama teman yang juga sedang merantau maupun sekedar keluar sendiri untuk mengusir kebosanan. Hal tersebut secara langsung membuat mereka berperilaku lebih konsumtif. Karena dampaknya yang signifikan terhadap keuangan dan kesejahteraan psikologis, fenomena perilaku konsumtif di kalangan mahasiswa harus diperhatikan.
KEMBALI KE ARTIKEL