Decak jarum jam tanganku mengiringi sisa-sisa air hujan yang menetes dari atap genteng. Aku sedih dan kesepian karena kehilangan sesuatu yang berharga bagiku. "kamu ada dimana Miko...?" gumamku sabil menyenderkan dagu di atas meja belajarku dan menatap awan yang mirip dengan Miko dari jendela.
KEMBALI KE ARTIKEL