Baca blog kang Pepih, beliau sudah ke Rusia. Wew indahnya. Pak Ahmad Saukani rajin posting tulisan dari Mekah. Mamak Ketol , Inge, Mimin Mumet di negeri orang bule. Mbak Zilla di Ausie. Pak Bain Saptaman meski di puncak gunung tapi basa inggrisnya sudah mirip penutur asli. Tommy unyu2 di Jepang. de el el.
Belum lagi teman2 yang di dalam negeri. Kalian pada wira-wiri dari 1 kota ke kota lain. Dari 1 pulau ke pulau lain. Mobilitasnya luar biasa. Byuuuhhhh..... saya cuma bisa menelan ludah , tanda tak mampu. Hadeew, tulisan para kompasianer bagus2. Hingga membuat yg baca terkesima , terinspirasi untuk melangkah lebih maju.
Untunglah si bego ini meski otak udang, setidaknya udang windu. Jadi otaknya lumayan besar, masih bisa di pakai. Keberuntungan pun berpihak di tangan saya. Dengan modal muka tembok saya bisa ke luar negeri. Brunei tepatnya. Meski masih di pulau Kalimantan tapi kan statusnya sudah luar negeri, hehehhe.
Byuhh senengnya hati bisa menginjak negeri orang. Berkeliling bandara lihat motor mabur, mengenal budaya lain, wisata kuliner dan menikmati sedikit culture shock. Tentu gak gratis sepenuhnya. Meski gak perlu keluar dompet tapi mesti di bayar dengan tenaga. No free lunch. Kalo anda artis, ke luar negeri gratis tentu harus di bayar dengan akting/ nyanyi yg bagus. Kalo anda atlet ke luar negeri gratis tentu harus di bayar dengan medali. Kalo anda wartawan, ke luar negeri gratis tentu harus di bayar dengan tulisan bagus. Demi mewujudkan keinginan terpendam, sayapun rela jadi kuli, hehehhehe.
1 Juli 2012. Minggu. Pulang kampung.
Di gate 3 bandara bandar Sri Begawan , nunggu pesawat yg mau mengantar ke Jakarta. Pesawat delay 1 jam. Ternyata nunggu penumpang dari Jedah. Mereka jamaah umroh dan neng cantik2. Saat scanning hand bag, 2 botol air zam-zam di sita petugas. Pas giliran tas neng2 yg di scan, petugas menyita aneka kosmetik, lotion dan soft drink dengan senyum penuh tanda tanya. Di sita beneran atau mau mencicipi oleh2 dari timur tengah yaaa...
Di depan saya duduk seorang pemuda berkulit bersih dengan tas kamera dan laptop. Semua mata terfokus ke neng2 cantik yg bawaannya di sita petugas. Duhhh... sayang banget ya banyak belanjaan terbuang. Sampai rumah saya terkejut. Tv lagi menayangkan iklan. Loooohhh... pemuda yg duduk dengan tas kamera tadi ternyata bintang iklan minuman botol.
Di pesawat duduk dekat bule cantik. Sungguh cerewet, ngajak ngobrol terus. Puyeng juga mesti ngingat2 vocab yg tepat untuk nyambung obrolannya. Untunglah ada sepasang ortu yg mencari seat. Si bule pun pindah ke jok depan. Syukurlah, saya bisa duduk nyaman lagi.
Tiba di bandara Sukarno Hatta saya berakting seolah2 sekretaris top. Biar gak kena pungli nih. Berjalan dengan kepala tegak, melangkah pasti dan percaya diri. Alhamdulillah, tak ada petugas ngeret2 saya. (Pasti sudah kelihatan kalo si precil ini kere bin tongpes so gak menarik sama sekali untuk di eret2).
Lalu ke konter tiket cari penerbangan domestik. Habis semua tiket ke kampung. Lupa saya kalo ini musim liburan panjang anak sekolah, akhir pekan pula. Tinggal Garuda kelas eksekutip, terbang malam. Harganya 2.3 juta. No no no. Gak level. Otakpun berputar instan, mencari cara pulang yg cepat, murah dan aman. Kalo matahari nyungsep bisa2 saya jadi gelandangan di ibukota. Hati was2, tapi gak boleh ditampakkan.
Trus naik taksi ke stasiun Gambir. Uyyyy keliling Jakarta macam punya sopir. Selepas tol terus melewati universitas trisakti, Plaza Indonesia, Bundaran air mancur, monas. Eh di monas lagi ada pesta ondel-ondel.
Antrian tiket di Gambir bikin deg2an saja. Panjang dan banyak orang kehabisan. Tepat pukul 17.00 dapat tiket kereta ekspres bima untuk keberangkatan pukul 17.10. Wew, menit2 terakhir padahal ada 2 tas tenteng dan 2 tas besar. Langsung dah terima tawaran portir untuk membawakan barang. Saya nguntit di belakangnya karena si portir yg lebih tau medan. Coba kalo bawa sendiri. Bawaan berat, naik tangga, nyari di mana sepurnya parkir, di mana gerbongnya bisa2 malah ketinggalan.
Pukul 00.52 sampai stasiun kampung. Terus naik taksi sampai rumah. Di rumah dapat sambutan hangat emak, kakak dan adik. Akhirnya si bengal pulang dengan selamat. Sedikit uang di berikan pada emak sebagai ganti oleh2. Di dompet masih juga tersisa sedikit buat modal nanti.
Wew...ke luar negeri gratis, dapat pengalaman berharga, dapat modal juga. Tks kompasiana dan kompasianer semua.