"Braak", bunyi keras menghantam bumi mengiringi gelegar gemuruh. Hujan yang turun sejak sore menelan gulita malam. Gelap. Â Hanya lampu lampu mobil dalam hitungan meter yang mampu membelah garis garis lurus titik titik air yang membasahi tanah.
"Ada pohon tumbang," teriak sopir kendaraan umum yang berada paling depan.
Tak lama kemudian sejumlah orang mulai berkumpul dan mendatangi mobil paling depan.
"Bisa sampai pagi," ujar seorang sopir lain menimpali.
Sebagian sopir telah kembali ke mobil masing masing. Hujan dan udara dingin tak kuasa ditahankan. jauh lebih baik bergelung menunggu hari terang dan petugas pemeliharaan jalan mulai mengurai kemacetan.
Jalan utama penghubung kota kabupaten dengan  provinsi tetangga ini memamng terkenal dengan longsor, pohon tumbang dan beragam biang kemacetan lainnya.
"tok..tok..tok..", bunyi ketukan di pintu kaca samping kanan membuyarkan kantuk.
Setelah membuka kaca, terlihat seorang memakai kupluk menyodorkan ember berisi uang.
""Sabar ya pak, pohonnya sedang dibersihkan teman saya.
Tanpa harus berdebat apalagi menanyakan untuk apa ember berisi uang disodorkan. Sudah jadi rahasia umum kalau penduduk desa suka membantu membersihkan jalan bila situasi genting seperti ini. Ngemil, iyuran seikhlasnya namun tidak boleh tidak karena mereka telah membantu membersihkan penghalang jalan. Lagian juga daripada di massa atau mobil dilempar atau dirusak orang banyak.