Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Hikmah di Balik Rasa Malu dikala Santab BUBAR-BB

7 September 2010   22:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:22 178 0
Ramadhan kali ini memang berbeda dengan sebelumnya, puasa taun kemarin aku menikmati puasa ditempat orang alias kerja sama orang dimana tempat tidur, makan sahur plus buka sudah disediakan. Puasa taun ini aku tak merantau tapi jarang juga dirumah, cuma mondar-mandir Jogja-Klaten. Tak ada lagi acara mudik yang ada cuma muka udik, dari ndeso ke ndeso. Menu buka sahur juga menu rumahan, kalau enggak menu dirumah sendiri ya menu dirumah saudara, posisi diKlaten pakeknya menu rumah, Kalau di Jogja menunya pakek menu rumah saudara karena di Jogja aku cuma nebeng baik tidur ataupun makan. Kemarin tanggal 6 September 2010 aku masih di Klaten, malamnya aku tidur dengan seperangkat alat ketik beserta koneksi internet yang masih menyala, ketika terbangun, banyak pesan-pesan di YM-ku salah satunya ada pesen "besok tanggal 7 September buka bersama, di Redpoint utara pasar sentul pakualaman, jam 17.00 WIB sekalian ambil uang postinganmu". Dalam hatiku girang tak terkira, karena aku bakalan dapat uang buat ongkos lebaran, meski tak seberapa tapi lumayan untuk ganjel saku-ku yang kosong. Dengan semangat aku melaju ke Jogja pagi hari, dan singgah ditempat saudara sembari menunggu jam menunjukan pukul 17.00 WIB. Selama puasa 2010 ini aku memang belum pernah makan diluar dalam rangka buber atau sejenisnya, ya baru sore tanggal tujuh itu aku merasakan buber diluar meski bubernya penuh kemaluan tapi tak mengapa karena Rasa Malu-ku Terbayar Dengan Gratis. Tempat bubernya aja aku tak tau, udah gitu sebelum jam 5 hujan turun dengan derasnya. Pukul 17.45 aku meluncur mencari tempat yang bersangkutan, kalau pasar sentulnya aku tahu, letaknya di barat POM bensin tamsis-jogja, RedPointnya itu yang aku tak tau. Demi terhindar dari penyakit kesasar, aku memilih berhenti didepan ATM BRI, kemudian aku ambil HP ku ketik SMS "pak, kalo dari ATM BRI RedPointnya Sebelah mana?", bermenit-menit aku tunggu sms tak kunjung dibales. Setelah beberapa saat Bapaknya muncul dari belakang sambil tengak-tengok tanya orang, hingga akirnya ia melihatku dan nyamperin aku didepan ATM, dia bilang " RedPointnya mana?", ku jawab "enggak tau", dalam hatiku bertanya "nih bapaknya gimana sih, ngajak-ngajak tapi gak tau tempatnya". "Kita nanti buka ma yang team property (dalam hati aku jawab “waduh team apa itu”), Redpoint alamatnya tu di jl suryapranoto, ini jalan apa?'', bapaknya tanya lagi, dan lagi lagi aku tak tau. Bapaknya bilang lagi, "katanya sih utara pasar sentul, mungkin sebelah situ ya, ayo kita coba situ aja", bapaknya pun meluncur dan aku ngekor dibelakangnya. Setelah tengak-tengok tak kunjung terlihat yang namanya jalan suryapranoto, akirnya bapaknya Tanya kepada segerombolan pemuda yang sedang tongkrong dipinggir jalan dan aku nunggu aja ditepi jalan, dari percakapan bapaknya ma pemuda yang dipinggir jalan itu terdengar suara “itu belok kiri, redpointnya sebelah kiri jalan”, aku pun curi star mengikuti suara petunjuk, sesampainya di Lokasi dalam hatiku berkata “ya’ampun,ternyata iki tow”. Sebenarnya itu tempat sering aku lewati, emang sih kalau aku lewat tempat itu ramai pengunjung, Cuma aku gak pernah memperhatikan nama tempat itu dan nama jalannya juga tidak aku hafalin karena meski sering melintas aku tak pernah ngapalin nama jalan dan nama-nama lainnya, lewat-ya-lewat-aja. Begitu masuk, Cuma ada beberapa meja yang isi tapi diatasnya banyakkan udah ada tulisan yang mendandakan bahwa mejanya udah ada yang mesan.  Awalnya Cuma ada tiga orang aja, aku, bapaknya ma temenya, aku gak tau berapa yang bakalan datang. Sembari menunggu adzan magrib plus nunggu yang lain hadir, aku clingak-clinguk, bingung aja, itu tempat apa? Yang jelas itu tempat makan, karena begitu datang langsung disodori buku pilihan menu. Kok orang terus berdatangan, sampai-sampai tidak mampu menampung pengunjung yang datang, seenak apa sih? Waktu terasa lama banget, setengah jam berasa seharian. Tak lama kemudian nambah lagi satu orang, dan ternyata beliau sudah memesan 2 meja jadi 1, mau tak mau kami yang awalnya bertiga harus pindah ke meja yang sudah dipesan. Angota jadi berempat, macam keluarga berencana. Seperti layaknya orang yang baru ketemu pertama kali, kenalan dululah, karena dari ketiga orang aku kenalnya Cuma satu. Dari ketiganya cowok semua, jadi berempat ceweknya Cuma aku aja. Rasa-rasanya dah gimana gitu, siapa mereka aku tak tau, apa yang mereka bicarakan aku tak mengerti, jadinya semakin anteng aja aku. Temennya bilang “mbak anggota kita itu gak ada yang cewek”, wuh semakin tersipu malu aja aku. Anggota yang lain tak kunjung datang, tapi kami udah mulai memesan makanan. Ketika udah sampai giliranku, aku tak ingin buka buku menunya dari awal hingga akir, takutnya jadi bingung milih, berhubung aku pecinta nasi goreng, aku pesen nasi goreng seafood dan minumnya lemon squash. Awalnya aku ragu mesen nasi gorengnya karena aku liat yang lain pesennya yang ringan-ringan seperti roti bakar. Rasanya pengen ganti, karena aku malulah, udah cewek sendiri mesen berat sendiri, tapi cuek aja deh. Mereka bertiga terus berbincang tentang bisnis mereka, aku berasa berada diantara dua insan laki perempuan yang sedang berpacaran, macam obat nyamuk. Mendekati adzan magrib dibagikanlah air putih digelas platik, sebagai pembuka puasa karena menu yang dipesan masih dalam proses. Kemudian datanglah dua cowok, jadi total ada enam orang, tapi tetep aku cewek sendiri. Dan ternyata, sebelumnya menu udah dipesenin ama orang yang baru datang itu, padahal kami yang berempat udah terlanjur pesen sendiri-sendiri. Akirnya minta ama pelayanannya agar menu yang tadinya kami pesen dibatalin, tapi pelayannya bilang semua udah dibuat tinggal roti bakar aja yang belum. Mau tak mau bakalan kelebihan menu dimeja.  Waktu semakin berasa lama dan menu tak kunjung disajikan. Dan akirnya ada satu menu yang datang pertama kali yaitu nasi goreng seafood pesenan aku, sementara yang lain masih nunggu menu masing-masing aku langsung aja menyantapnya, meski malu tapi cuek aja, padahal statusku kan yang diundang, yang ngundang belum mempersilakan aku dah langsung main santap aja. Biarin aja, mereka pada makan menikmati rokok kok, masak aku suruh nonton aja, sementara nasi goreng sefoodnya udah menari-nari. Ketika Nasi gorengku habis mereka baru dapat menu, lagi-lagi jadi obat nyamuk aku,karena aku tak ada kegiatan lain selain sesekali menyedot sisa lemon squashku. Tak lama kemudian, datang lagi 2 orang, pastinya cowok lagi. Rasanya aku menyesal telah datang, seperti datang ke pesta orang tanpa undangan dah gitu tak kenal ma yang ngadain pesta, tapi mau gimana lagi? malu gak malu emang dah terlanjur. Untuk mengobati rasa malu-ku aku coba-coba aja menarik hikmahnya, biar aku tak dibutakan rasa malu, dan selalku serta tetap bersyukur dengan apa yang telah terjadi. Ada banyak Hikmah dbalik rasa Malu dikala Santab BUBAR-BB (BUka BAReng-Bapak Bapak) yang bisa aku petik, yaitu: *Rasa malu-ku dibayar dengan geratis, maksudnya makanannya geratis meski sebenarnya malu-maluin (tanpa in, menurut versi aku, kalau dimata mereka aku tak tau, cuex ajah). *Aku dapat kenalan orang-orang pembisnis property, karena mereka adalah pakar-pakar dunia maya yang berkecimpung didunia property. *Aku tau tempat makan baru, yaitu RedPoint yang menyediakan berbagai menu makanan, mulai dari steak, segala nasi baik yang di goreng maupun tak tergoreng, minumnya ada berbagai jus,squash,yang berbau-bau susu dan lain-lainya. Buat teman-teman didaerah Jogja dan sekitarnya kalo mau coba datang aja ke Jln. Suryopranoto no 5a, Yogyakarta, 0274-510328 Yogyakarta, Indonesia. Banyak menu yang ditawarakan, buku menunya aja tebel plus lebar, setebel dan selebar bukunya tukang kredit. Jam tayangnya sbb: buka setiap hari, minggu - kamis : 12.00 - 21.30, jumat : 13.00 - 21.30, sabtu : 12.00 - 22.30. Kayaknya sih buka cabang tapi aku lupa tempatnya. Di RedPoint ada tawaran diskon hingga 50%, jadi masalah harga tak perlu risau. Liat Contoh menunya pada gambar, meski menu yang gituan udah ada dimana-mana tapi di RedPoint Beda. *Aku jadi punya bahan postingan di kompasiana, cerita ini adalah tulisan pertamaku di kompasiana, dimana aku baru gabung disini tanggal 6 september kemarin. *Aku dapat uang saku untuk ongkos lebaran. *Dan seterusnya, tak sanggup aku petik semua hikmahnya, yang jelas, Alhamdullilah.(terimakasih pada BB alias Bapak-Bapak yang bersangkutan).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun