Senja yang rapuh itu kembali hadir menyematkan warna jingga diseluruh penjuru langit. kamu menatapku penuh iba dengan bibir tipismu terus bergetar. Secangkir kopi yang aku hidangkan, masih kamu biarkan tenang dengan uap air yang perlahan mulai menghilang.
KEMBALI KE ARTIKEL