Gambaran dirinya tampak jelas terpampang dalam cermin persegi yang ditempel pada pojok kiri kamarnya di dekat jendela kayu yang tiap pagi dibukanya usai menunaikan sembahyang fajar. Dari tempat tidurnya, Roziqin berdiri meninggalkan istrinya yang sudah jauh berkelana bersama riak kehidupan bawah sadarnya. Dia mendekatkan dirinya pada cermin yang sebelumnya menampilan bayangan dirinya utuh. Sekarang, bayangannya yang tampak di cermin hanya separuh dari tubuhnya.Â
KEMBALI KE ARTIKEL