Hari sudah siang. Jam dinding menunjukkan sudah lewat lima menit dari jam dua. Mentari terik menyinari jalan di luar, sinarnya terpantul ke dalam kafe tempat Narsih duduk menunggu. Di atas meja di depannya segelas iced cappucino dengan ekstra espresso sudah setengah terminum. Ia perlu ekstra kafein itu. Kemarin malam ia kerja lembur. Steven, pelanggan setianya, tiba dari Australia. Katanya ia rindu dan Narsih terpaksa bertempur semalam suntuk. Tapi janji tetap janji dan Asih akan menemuinya disini hari ini. Jam dua siang tepat, itu janjinya.
KEMBALI KE ARTIKEL