Kebutuhan mesin printer untuk penulis seperti saya tidak bisa ditawar lagi. Kendati sudah masuk era digital, nyatanya tidak semua penerbit buku mau menerima naskah yang dikirim dalam bentuk
soft copy. Banyak editor yang lebih suka mereview naskah dalam bentuk naskah tercetak (
hard copy). Lantaran jumlah naskah novel lebih dari jumlah jari tangan manusia, mau tak mau saya harus pintar-pintar memilih printer. Pastinya adalah yang irit
budget.
KEMBALI KE ARTIKEL