Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Tembelang Politik Kaum Pandir - Terwangan Dialog si Hussein dan Ahmad

20 April 2014   08:44 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:27 55 0

Cangkulnya tak lagi terayun. Sambil menoleh, disekanya untal peluh yang luruh dalam pelupuk. Beberapa kali dia berkejip. Membasuh tajamnya terik yang tak henti menusuk mata. Dicarinya sumber suara sesaat lalu mendengungkan namanya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun