“Hidupku berubah sejak pajak! Sekarang aku mendapat lebih sedikit daripada yang aku dapatkan sebelumnya!” ujar Paman Gober di sebuah komik Donal Bebek selagi harus membayar pajak. Kedengarannya Paman Gober memiliki persepsi yang tidak terlalu berbeda dengan sebagian masyarakat Indonesia yang melihat pajak sebagai suatu pagar yang membatasi, memaksa, bahkan menyiksa hidup ekonomi mereka. Hal itu justru berbanding terbalik dari esensi membayar pajak yang seharusnya merupakan tindakan sadar diri akan kewajiban dari seorang individu dalam suatu masyarakat yang ingin terlibat dalam pembangunan ekonomi nasional yang lebih maju. Dengan pemikiran seperti itu, maka pajak tidak lagi dianggap sebagai beban pengeluaran yang memberatkan, melainkan sebagai cara kita menitipkan sebagian kepunyaan kita kepada pemerintah sebagai investasi agar kita bisa merasakan manfaat timbal balik yang akan diterima dalam jangka panjang.
KEMBALI KE ARTIKEL