tengah berperan di panggung senja.
Dari satu sudut ke sudut lain,
di hampar langit merah tembaga.
Penuh antusias,
Dia mengikuti cerita yang sedang dikisahkan.
Matanya tak berkedip,
dari satu babak ke babak lain.
Semua terasa begitu nyata.
Beberapa kali,
angin berusaha merusak tatar rambutnya.
Namun tak sekalipun dia pedulikan.
Cerita itu telah menyihirnya;
bertualang dari satu ingatan ke ingatan lain.
Semua tidak asing baginya.
Angin tak henti mengganggunya; .
kali ini, ia membawakan deras bulir hujan.
Bukan, rupanya ia tak sedang mengusik.
Angin itu ingin menyelamatkanya; sebab air mata perlahan mulai meluruh.
Setelah kejadian demi kejadian,
membawanya pada sebuah kehilangan.
Malam datang lebih dini,
di balik awan yang mendung.
Sudahi cerita,
tanpa penghabisan.