tak lebih mahal dari tambang pasir
maka ia rindu akan darah
sebagai pelepas dahaga hausnya
maka ia menggiring para pembunuh itu
ke dalam bilik penjara
sang iblis itu selalu saja menggoda
dan membutakan hati nurani sahabatnya
ketika uang panas hasil tambang mengalir
dengan uap hitam mengepul dari tubuhnya
ia menjadi teluh dan tenung
yang melumpuhkan kewaspadaan