Kalau Anas memang seorang ksatria dan tidak takut karena merasa benar, justru pada kesempatan pertama segera datang dan sigap menghadapi KPK serta membeberkan kepada masyarakat, letak kesalahan KPK, dan kartu
truf apa yang selama ini disimpan untuk menjerat kubu Cikeas. Kalau begini caranya Anas, rakyat justru semakin menanti realisasi Monas dijadikan tiang gantungan. Abraham Samad dengan geramnya mengisyaratkan sambil mengangkat tangan dan telunjuk, KPK tidak akan pernah gentar dengan Anas, siapapun dibelakang Anas. Pak Samad, siapapun dibelakang Anas, itu tidak lebih penting daripada rakyat yang berdiri dibelakang KPK, karena cinta akan bangsa ini. Rakyat sudah sakit lahir batin dan menolak dijajah oleh koruptor biadab, pemakan sesama anak bangsa. Maju terus Abraham Samad. Rakyat dibelakangmu, menanti Indonesia baru yang sejahtera bagi semua. **foto dari
http://www.antarasumbar.com/id/foto/berita/
KEMBALI KE ARTIKEL