Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Punya Istri Cantik Kok Masih Selingkuh? (Part 1)

17 Februari 2014   17:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:45 1196 0
Ini pertanyaan klasik yang bikin kepala saya mumet dari dulu. Begitu banyaknya sahabat wanita maupun kenalan yang memang cantik dan berpenampilan rupawan, mengeluh dengan penuh kesedihan...." suami saya selingkuh" atau lebih tepatnya secara eksplisit yang dikatakan mereka adalah penekanan kepada fakta bahwa "saya cantik menarik,  sudah berusaha sedemikian rupa untuk merawat diri, tapi kok suami tetap saja selingkuh. Mengapa?." Nah, mengapanya ini bukanlah jawaban yang logis dan baku seperti memecahkan soal matematika yang semuanya bisa dijelaskan dengan beberapa rumus dan cara tertentu yang valid. Manusia disebut makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia karena memiliki perasaan, hati nurani, dan akal sehat, yang berpadu dan dibatasi oleh budaya, etika, batasan moral dan agama. Semua komponen inilah yang membuat manusia disebut "manusia seutuhnya." Manusia memiliki akhlak dan hati nurani yang secara istimewa diberikan Tuhan untuk bisa membedakan yang baik dari yang jahat, sehingga nurani inilah yang menjadi kompas kehidupan meskipun kadang tidak disadari. Pada hakekatnya manusia normal akan sadar dan merasa bersalah ketika melakukan sesuatu yang tidak benar. Kecuali kalau tindakan itu terus menerus dibiaskaan menjadi sifat yang permanen, maka lama kelamaan akhlak dan hati nurani otomatis menjadi tumpul terlibas nafsu. Mengapa perselingkuhan itu hanya terjadi dan ditujukan pada manusia dan bukan hewan? (kalau hewan disebut kawin-mawin atau pejantan.) Ya karena selingkuh memang bukan hanya urusan kelamin dan seks semata, tapi melibatkan emosi dan perasaan. Yang utama perlu saya tekankan agar tidak disalah pahami bahwa seakan akan kalau suami selingkuh, pasti istrinya memiliki kekurangan. Tidak !. Terlepas dari kekurangan istri, toh juga tidak ada suami yang bisa mengklaim dirinya adalah manusia dan suami  sempurna. Selingkuh atau zinah adalah pilihan yang dilakukan oleh manusia (sadar maupun tidak). Selingkuh bukanlah kecelakaan diluar keberdayaan manusia untuk dapat mencegahnya. Maka kepada para wanita yang merasa dirinya sudah cantik menarik, jangan kemudian menjadi over pede dan menganggap bahwa suaminya tidak akan mungkin berpaling kepada wanita lain yang berpenampilan lebih minus dari dirinya. Kepada para pria, jangan juga menjadi kaum yang merasa diri superior dan selalu mengambil kekurangan istri untuk dijadikan alasan perselingkuhan. Selingkuh ya selingkuh. Dosa ya dosa. Jangan ditambah tambahi lagi, sudah dosa masih saja menyalahkan orang lain dan munafik. Seperti pada artikel saya yang lain, saya  selalu suka membahas  segala sesuatu dari dua sisi yang seimbang.  Tujuan ditulis artikel ini bukan untuk menyalah nyalahkan kaum pria. Pada saat yang sama, kalau hanya membela wanita tanpa memberikan cukup pencerahan, maka bagi saya itu adalah kesia siaan. Ketika suami anda selingkuh, itu bukan salah anda. Namun pada saat yang sama, ketika para wanita cantik menjadi terlalu pede dan menekankan segala sesuatu pada keindahan fisik dan kepintaran otak, sering aspek emosi jadi terabaikan, sampai kemudian para wanita ini terhenyak dengan satu kenyataan menyakitkan: Suaminya selingkuh dengan wanita yang tidak lebih menarik dari dirinya (bahkan tak jarang lebih jelek). Ini adalah hasil survey selama bertahun tahun yang saya lakukan dengan bantuan beberapa sahabat yang cukup dapat dipercaya, juga dengan bantuan suami yang ikut berperan memberi penjelasan blak blakan dari sudut pandang laki laki. Mudah  mudahan artikel ini menyadarkan pria dan wanita, dan memberi wawasan baru untuk menjaga rumah tangga agar selalu setia, harmonis dan penuh kasih sayang. Mengapa istri sudah cantik, suami masih saja selingkuh? - Merasa diri cantik menarik sering menjadikan seorang wanita egois dan terbiasa menjadi pusat perhatian, sehingga sering lalai memperhatikan orang lain terutama suami. Banyak wanita kurang menyadari bahwa pria diluar kebutuhan seksualnya, memiliki kebutuhan untuk dipuji dan disanjung. Hal ini tidak akan dikatakannya karena pria merasa kebutuhan emosional seperti ini seakan akan menjadikan mereka lemah seperti wanita. Ada kecenderungan di dalam diri wanita cantik yang terlalu biasa menerima pujian, sehingga menjadi lupa bagaimana memuji orang lain dan melihat kelebihan sesama, terutama suami sendiri. Padahal di dalam diri laki laki terdapat kebutuhan emosi yang cukup besar, bahwa sebagai suami dia ingin dipuji, dihargai dan dianggap sebagai pahlawan. Wanita wanita "mata duitan" dan penuh tipu daya akan leluasa memanfaatkan ini dengan tidak pelit mengumbar pujian ditambah dengan tatapan kekaguman kepada pria pria mapan. Ego pria yang besar sering membuat mereka lupa bahwa sesungguhnya yang dikagumi dan disebut "ganteng" dan "hebat" itu adalah isi dompet mereka dan betapa hebatnya keborosan mereka dalam memanjakan dengan menghamburkan uang maupun membelikan barang mewah. Sebagian besar istri dirumah yang mengurusi anak anak dan mengatur rumah tangga dengan baik, merasa sudah sepantasnya dan memang selayaknya para suami menafkahi dan menghidupi seisi rumah, karena itu memang sudah menjadi tanggung jawabnya. Padahal apa rugi dan susahnya memberi pujian kepada suami sendiri?. Sekuat kuatrnya pria, mereka tetap perlu mendengar bahwa anda menghargai segala upayanya dan dia tetaplah sosok pria yang sangat menarik dan ganteng dimata anda. Jangan sampai kealpaan para istri cantik ini justru dimanfaatkan dengan baik oleh wanita lain, dan membuat para suami tersadar betapa selama ini dia haus akan pujian dan penghargaan yang seharusnya diberikan oleh sang istri. Ketika emosi pria dibutakan dengan pujian dan rayuan wanita lain, ditambah dengan pelayanan seks yang penuh totalitas, maka pria akan mudah sekali dilumpuhkan akal sehatnya. Berdasarkan akal sehat juga saya harus membagi penjelasan ini kedalam beberapa artikel. Stay tune, and have a great day. Setia itu seksi Kawan!. **gambar dari http://quotes-lover.com/wp-content/

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun