Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Jokowi Dilantik, Pendukungnya Dapat Apa?

20 Oktober 2014   14:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:25 3021 61
Sepertinya baru kemarin hiruk pikuk penuh gegap gempita di Kompasiana terjadi lewat tulisan para Kompasianer yang mendukung calon Presiden sesuai dengan pemikiran masing masing yang dianggap terbaik memimpin bangsa ini lima tahun kedepan.

Saya selalu mau berpikir positif bahwa Kompasianer yang menulis di Kompasiana, khususnya artikel menyangkut politik, ditulis oleh para penulis bebas bayaran, yang benar benar mencintai negri ini dengan segenap jiwa raga dan oleh karenanya tulus  berkeinginan melihat Indonesia yang maju , sejahtera, makmur, dan berkeadilan bagi seluruh rakyat.

Perbedaan pendapat soal siapa capres terbaik, tidak usah dipolemikkan lagi, karena rakyat sudah memilih  lewat pemilu yang berjalan baik, dan setelah rangkaian "drama" yang kontra dengan hasil pilpres, toh pada akhirnya keputusan MK  membawa bangsa ini untuk secara sah dan konstitusional memiliki Presiden dan Wapres baru ; Jokowi-JK.

Begitu banyak pertanyaan yang ditujukan kepada saya soal apakah saya mendapat undangan ke pelantikan Jokowi. Nada pertanyaannya beraneka ragam, mulai dari serius, setengah serius, becanda bahkan ada yang setengah mengolok. Jelas pertanyaan ini muncul karena melihat dan membaca betapa rajinnya saya menulis artikel tentang Jokowi menjelang Pilpres, dan pada saat kampanye berlangsung, menyatakan dukungan kepada Jokowi.

Saya tidak perlu mempersoalkan opini orang lain terhadap motif saya menulis. Kalau penulis di Kompasiana terlalu ribet dan terus menenrus mengurusi pendapat orang lain tentang motif dan gaya menulisnya, maka akhirnya Kompasiana hanya akan penuh dengan tudingan serta pro-kontra yang non esensi, tidak membawa kebaikan bagi siapapun.

Lewat artikel ini saya ingin menegaskan kembali bahwa Kompasiana bisa maju dan terus diminati oleh masyarakat umum, karena di dalamnya banyak terdapat penulis penulis hebat yang menulis berdasarkan hati nurani, tanpa intrik dan kepentingan politik praktis, sehingga opini penulis benar benar mencerminkan pendapat pribadi yang merefleksikan harapan untuk Indonesia yang lebih baik.

Para pendukung Jokowi atau istilah kerennya Jokowi lovers, seharusnya juga menyadari bahwa kita mendukung Jokowi menjadi Presiden yang baru, bukan karena fanatisme berlebihan dan membabi buta. Kita memilih Jokowi karena dari pilihan yang ada, pertimbangan akal sehat dan hati nurani kita mengatakan bahwa sikap, prestasi, cara mempimpin Jokowi lebih baik daripada Capres lainnya.

Memilih Jokowi bukan berarti mendukung tanpa akal sehat dan lupa mengkritisi kebijakan beliau ketika mulai bertugas sebagai Presiden. Semua pendukung Jokowi harus mengingat bahwa yang kita dukung adalah kemajuan bangsa Indonesia lewat kepemimpinan Jokowi.

Setelah proses pemilu berlangsung, dan MK mengeluarkan keputusan yang final dan mengikat menetapkan Jokowi sebagai Presiden, seharusnya sekarang kita semua fokus ikut mengawal dan mengkritisi kinerja Jokowi, baik itu pendukung maupun yang dulunya tidak memilih Jokowi. Yang menyatukan kita semua adalah sesuatu yang jauh lebih besar dari Jokowi, yaitu cinta terhadap tanah air.

Tidak perlu ada ketakutan berlebihan mengenai berbagai koalisi yang tujuannya menjegal Jokowi. Rakyat tidak buta dan semakin pintar. Saya juga percaya bahwa para anggota DPR yang terhormat, masih cukup memiliki hati nurani untuk berjuang demi kepentingan rakyat. Lagipula sejarah sudah membuktikan bahwa koalisi yang didasari oleh akal akalan dan kong kalikong, hanya akan berbuntut pada perpecahan dan akhirnya secara internal merusak koalisi itu sendiri.

Kita sudah mendukung, memilih dan berjuang untuk Indonesia yang hebat. Semua itu harus kita sempurnakan dengan doa kepada Tuhan untuk senantiasa memberi hikmat dan hati nurani yang bersih kepada pemimpin negara dan para anggota dewan terhormat, untuk taat kepada sumpah jabatan yang mereka janjikan.

Kekhawatiran yang berlebihan hanya akan mengakibatkan penuaan dini yang tidak perlu. Politik di Indonesia sudah jelas membuktikan  lewat track recordnya bahwa tidak ada koalisi yang abadi. Semua bisa saja terjadi. Pagi tahu sore tempe bukan sesuatu yang mengherankan. Rakyat Indonesia tidak lagi mudah dikibuli dengan janji manis partai politik.  Kita sudah letih dengan retorika dan kampanye yang seolah olah baik dan berdasarkan kepentingan rakyat. Secara mayoritas, rakyat Indonesia memilih untuk melihat hasil kerja nyata, bukan teori.

Jokowi dilantik, pendukungnya dapat apa?. Ya tidak dapat apa apa sama sekali, kecuali memiliki rasa bangga dan harapan baru yang lebih besar bahwa Indonesia akan lebih baik kedepan dibawah kepemimpinan Jokowi.

Menjawab lagi banyak pertanyaan yang ditujukan kepada saya soal apakah saya diundang ke pelantikan Jokowi... ? Tidak penting saya diundang atau tidak, intinya adalah saya tidak suka kondean dan harus duduk manis mengikuti protokol yang sudah ditetapkan. Lagi pula akan berkesan tidak sopan menghadiri pelantikan Presiden dengan memakai kaca mata hitam dan jeans bukan?.

Yang terpenting untuk Jokowi-JK adalah bekerja sekuatnya untuk membuktikan bahwa slogan Indonesia hebat bukan sekedar pepesan kosong.  Mari tetap memelihara optimisme sekaligus selalu kritis dengan kinerja Presiden baru, demi cinta terhadap tanah air.

Pak Jokowi-JK.... selamat bekerja!. Doa kami menyertai.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun