Bahwa KPK adalah lembaga tinggi negara yang paling dicintai rakyat Indonesia, itu jelas dan tidak usah diganggu gugat DPR, Kepolisian maupun Kejaksaan. Lembaga tinggi penegak hukum lainnya harus bercermin diri, mengapa KPK muncul. Kalau semuanya becus dan beres mengerjakan tugas secara professional dan korupsi tidak merajalela, tentu KPK tidak perlu ada.
Kenyataannya korupsi masih merupakan musuh nomor satu dan sumber pembawa kemiskinan. Masa depan generasi muda tergadaikan karena petinggi dan pejabat seperti tidak kenal malu menggarongi uang negara layaknya warisan nenek moyang pribadi.
Kenapa Jokowi dipilih oleh mayoritas rakyat Indonesia? Karena track-record beliau sebagai pejabat diketahui bersih dan beliau dikenal sederhana serta pekerja keras. Intinya rakyat Indonesia sekarang ini lebih menyukai Presiden yang jujur dan bersih ketimbang pandai dengan sederetan bintang di bahu dan gelar akademis berderet. Tidak perlu otak yang genius untuk membedakan ini milik pribadi dan mana punya negara. Yang diperlukan adalah integritas pemimpin yang solid dalam sikap dan selaras dalam tindakan maupun ucapan.
KPK adalah institusi yang di dalamnya terdiri dari petinggi-petinggi yang dipilih dan diseleksi oleh DPR dengan melihat rekam jejak dan konsistensi mereka sebagai professional di bidangnya masing-masing yang tentu harus bersih, jauh dari bau bau pencuri uang negara. Orang baik dengan track record bersih bukan berarti jaminan seratus persen tidak pernah salah atau tidak akan berbuat salah. Memiliki track record yang baik, bertendensi untuk lebih dapat dipercaya di masa depan.
Diberikannya status tersangka kepada BG memang bukan sesuatu yang terlalu mengagetkan publik. Urusan rekening gendut ini sudah sangat lama berhembus tapi kemudian senyap. Saya pribadi tidak merasa aneh dengan BG menjadi tersangka. Lha kalau menurut KPK sudah ada dua barang bukti yang sah, dan rekening anak BG yang masih berusia 19 tahun memang jumlahnya fantastis di luar kewajaran, tentu kita juga harus cukup fair menilai ini ada sesuatu yang janggal.
Yang sedikit mengganggu saya adalah soal timing dan kenapa hanya BG yang dijadikan tersangka oleh KPK dibawah Abraham Samad? Ada nama nama petinggi Polri lain seperti Da'i Bachtiar termasuk juga Plt Kapolri Badrodin Haiti.
Sementara dahi masih berkerut, kemudian muncul lagi pemberitaan Hasto bahwa AS pernah beberapa kali bertemu dengan petinggi PDI-P untuk digadang-gadang menjadi calon Wapres mendampingi Jokowi tapi kemudian kalah dengan JK. Muncul beberapa foto yang setengah menutupi wajah AS seakan tidak ingin dikenali.
Artikel ini tidak khusus membahas Hasto, karena saya menilai PDI-P juga tidak benar kalau sekarang baru ribut, tapi ketika itu diam-diam bertemu dengan AS. Saya justru sangat heran dengan sikap AS yang hanya selalu mengatakan " itu fitnah , tidak benar, dan KPK hendak dihancurkan."
Lho, ini bukan bicara soal institusi KPK Pak Samad! Ini bicara tentang Anda sebagai pribadi yang menduduki jabatan pemimpin KPK dan bertemu secara diam-diam dengan petinggi parpol untuk maju sebagai cawapres. Hak Anda untuk maju dan berpolitik. Tapi kalau itu memang merupakan pilihan, maka Anda perlu mengumumkan itu secara terbuka dan mundur dari pimpinan KPK dan bersaing secara sehat dengan cawapres lainnya.
Kalau sekarang sudah ribut dengan kekisruhan Polri vs KPK, Anda sebagai pribadi tidak boleh memanfaatkan kecintaan rakyat kepada KPK untuk menutupi keblunderan (kalau itu memang Anda lakukan). Untuk membuktikan integritas Anda sebagai pimpinan KPK bahwa cuap cuap Hasto itu tidak benar, Anda perlu (bahkan harus) melaporkan Hasto ke polisi agar diselidiki dan terungkap secara jelas kebenaran berita ini.
Abraham Samad sangat pengecut kalau hanya bersembunyi di balik kasus BW, mengucurkan air mata di depan media sembari mengulang-ulang kalimat basi...."KPK dilemahkan bahkan ada upaya penghancuran..."
Daeng Samad, Anda bukan seorang diri mencintai KPK. Ada ratusan juta rakyat Indonesia yang tidak akan mau KPK dilemahkan apalagi dihancurkan. Tapi sikap Anda belakangan ini dengan tidak mau melaporkan Hasto karena menurut Anda itu fitnah, justru menunjukkan dengan jelas Anda sedang memakai KPK untuk menutupi "blunder" ambisi pribadi.
Saya setuju Komite Etik segera memerika Abraham Samad, dan kalau perlu ditunjuk komisioner pemimpin KPK menggantikan AS sementara beliau diselidiki. Bagaimana AS sebagai pemimpin KPK cuma berani koar-koar di luar bahwa KPK dilemahkan, sementara dia menganggap apa pun yang dilakukannya sudah benar semua dan tidak tersentuh hukum.
Pak Samad... semua dimulai dari diri sendiri. Ketika menjabat dan disumpah menjadi ketua KPK Anda bukan orang bodoh yang tidak memahami bahwa ada tanggung jawab besar dan banyak sekali peraturan yang bakal membatasi Anda dalam bersikap, berbicara maupun bersosialisasi. Jadilah gentleman yang bukan hanya berani memeriksa tapi harus mau diperiksa kalau memang salah.
Satu hal lagi Pak Abraham Samad... di bawah kepemimpinan Anda, saya melihat memang cukup banyak pejabat yang dijadikan tersangka, namun proses pemeriksaannya terlalu lambat. Harusnya sebagai pimpinan KPK Anda punya timeline dan jadwal kerja yang terukur. Kalau penyidik kurang, ajukan tambahan anggaran, rakyat mendukung apa pun demi perbaikan kinerja KPK.
Jangan-jangan memang semua kasus dan yang dijadikan tersangka oleh Abraham Samad lama diproses karena Anda sebagai pemimpin malah sibuk wara-wiri mengurusi ambisi pribadi dengan memanfaatkan jabatan Anda sebagai ketua KPK agar tidak tersentuh.
Ingat Pak Samad.... KPK dicintai rakyat, tapi petingginya bukan dewa dan otomatis imun dari sorotan publik. Ayo tunjukkan integritas Anda dengan membawa Hasto ke pengadilan. Jangan justru Anda yang menjadikan KPK sebagai Komisi Persembunyian Kepentingan.
Save KPK...Kritisi Abraham Samad!.
Keep on rocking everyone!.