Seperti yang sudah saya ceritakan pada post sebelumnya, saya mengikuti sebuah organisasi Paskibra yang bernama Purna Pakibra Kecamatan (PPK) Kebayoran Lama dan Kecamatan Pesanggrahan. Yaa, organisasi ini adalah organisa Paskibra yang berada langsung dibawa Sudin Pemuda dan Olahraga Kecamatan Kebayoran Lama, Kecamatan Pesanggrahan, dan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Nah, pada hari Minggu, 14 October 2012, saya dan keluarga besar Purna Pakibra Kecamatan (PPK) Kebayoran Lama dan Kecamatan Pesanggrahan melakukan sebuah kunjungan ke Istana Kepresidenan Jakarta. Kami melakukan perjalanan kesana menggunakan sepeda motor. Nekat memang, tapi dimana ada kemauan pasti ada jalan. Sesampai disana, kami langsung menitipkan barang-barang kami di tempat penitipan barang dan kami melakukan seramgkaian pemeriksaan demi alasan keamanan. Setelah selesai, kami pun naik ke sebuah mini bus dimana di dalamnya sudah terdapat seorang
tour guide dan beberapa petugas lainnya. Kami pun dipandu ke sebuah ruangan atau semacam
hall untuk menyaksikan sebuah tayangan tentang sejarah Istana Kepresidenan tersebut. Setelah menyaksikan film yg berdurasi kurang lebih 13 menit itu, kami naik kembali ke dalam mini bus untuk melanjutkan perjalanan ke komplek Istana Kepresidenan. Komplek Istana Kepresidenan Jakarta terbagi menjadi 2 Gedung, yaitu Istana Kepresidenan dan Istana Merdeka. Pada awalnya, Istana Kepresidenan ini dijadikan sbg pusat pemerintahan Belanda pada masa penjajahan. Selain itu, Istana Merdeka pun bukan nama asli dari tempat penandatanganan pengakuan Republik Indonesia Serikat (RIS). dan Sang Saka Merah Putih dikibarkan, kegembiraan rakyat Indonesia meledak dengan beramai-ramai berteriak
Merdeka! Merdeka!. Akhirnya gedung tersebut berganti nama menjadi Istana Merdeka.Diantara kedua Istana tsb, terletak sebuah taman di tengah-tengahnya yg dulunya digunakan oleh pemerintahan Hindia-Belanda sebagai tempat melaksanakan
Garden Party. Suasana di dalam Istana Merdeka sangat sejuk, mungkin demi menjaga hawa-hawa kemerdekaannya *loh hehe. Di dalam ruangan pertama yang kami masuki, terdapat beberapa kaca besar yang dipuncaknya terdapat lambang Garuuda Pancasila. Menurut info yang saya terima, lambang tsb dulunya pada masa kolonial Belanda memiliki lambang pemerintahan Hindia-Belanda, dan saat masa penjajahan Jepang diganti dengan Bendera Jepang. Di dalam bangunan yang megah ini, terdapat beberapa ruangan penting yang termasuk salah satunya ruangan tempat penyimpanan Sang Saka Merah Putih yang dijahit langsung oleh Ibu Fatmawati. Selain itu, ada juga yang disebut Ruang Jepara. Ruangan ini disebut Ruang Jepara karena furnitur-furniturnya merupakan ukiran asli dari Jepara. Di penghujung Istana tersebut, terdapat koleksi berbagai cinderamata yang salah satunya dari TNI Angkatan Laut, yaitu miniatur sebuah kapal lengkap dengan peluru tempur dan lencana-lencana para TNI-AL.
KEMBALI KE ARTIKEL