Bocah laki-laki itu akrab dipanggil Openg. Menjalani masa kanak-kanak seperti umumnya bocah laki-laki. Persahabatan, kesetiakawanan, pertentangan, perselisihan hingga adu nyali adalah dunia mereka, termasuk latah-latahan. Melihat seorang kawan melakukan ini, ia juga suka tergoda melakukannya. Sampai suatu hari ia latah ikut mengambil kapur tulis di sekolahnya. Kejadian itu sangat membekas diingatan Abraham sehingga tidak bisa melepaskan kisah itu saat ia ditanya soal sikapnya yang sangat deterministik terhadap perilaku koruptif dan dzolim yang bertebaran di sekitarnya.
KEMBALI KE ARTIKEL