Bulan September atau bulan ke-9 dalam siklus kalender masehi, dimana 55 tahun yang lalu berdasarkan Peraturan Pemerintah ("PP") Nomor 19 Tahun 1962, tanggal 6 September 1962 dibentuklah Perusahaan Negara (PN) Merpati Nusantara, bermodalkan Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) dengan mengandalkan empat pesawat jenis Twin Otter (DHC) dan dua pesawat Dakota DC-3 milik AURI menjelajahi daerah-daerah terpencil di Kalimantan, Jakarta, Semarang, Tanjung Karang.
Penambahan tiga pesawat DC-3 Dakota, dua Twin Otter dan satu Beaver serta pengalihan pesawat lainnya eks maskapai Belanda NV de Kroonduif dari Garuda Indonesia kepada Merpati menandai ekspansi penerbangan ke Papua, Sumatera dan Nusa Tengara Barat, selanjutnya Merpati membagi daerah operasi penerbangannya menjadi Operasi MIB (Merpati Irian Barat) dan Operasi MOB (Merpati Operasi Barat) yang meliputi Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Sembilan tahun kemudian, Merpati mengalami perubahan status dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perseroan Terbatas (PT) Merpati Nusantara Airlines ("MNA") pada tanggal 6 September 1971, berdasarkan PP Nomor 70 Tahun 1971. Dengan badan hukum ini MNA merintis penerbangan haji dan transmigrasi, disamping membantu pariwisata dengan melakukan penerbangan charter internasional Manila-Denpasar pp menggunakan pesawat BAC-111 dan Los Angeles-Denpasar pp menggunakan pesawat Boeing 707.
MNA memperoleh tambahan 14 armada jenis C-212 sembilan tahun kemudian (1980), dari pemerintah yang diikuti dengan pembangunan pusat perawatan pesawat di Makassar dan Manado untuk memperkuat networkingdi Indonesia Timur. Pada tahun seribu sembilan ratus delapan puluh enam, penandatanganan serah terima pesawat pertama CN235 sekaligus meresmikan penggunaan logo MNA baru, dilukiskan sebagai gelombang angin yang dimaknai sebagai jembatan udara.
Pada tahun 1989 (sembilan tahun kemudian) MNA merekrut awak kokpit, awak kabin, teknisi dan petugas operasi darat (Flight Operations Officer) dan pegawai lainnya untuk menyiapkan Operasi Terpadu MNA dan GIA dengan mengoperasikan pesawat tipe DC-9 dan F-28, diikuti dengan kehadiran F-100 dan B-737.
Hampir mendekati sembilan tahun kemudian, pada tanggal 29 April 1997 pemerintah mengeluarkan PP Nomor 10 Tahun 1997 tentang pemisahan PT. Merpati Nusantara Airlines dari PT. Garuda Indonesia Airways. Setelah itu, MNA secara mandiri mengoperasikan sembilan tipe pesawat dalam operasi penerbangannya dengan menggunakan B737, F100, DC9, F28, ATP, F27, CN235 dan C212 serta DHC6.
Pada tahun 1995-1999 Merpati mengoperasikan tipe pesawat A310 dan A300-600 untuk menjelajah rute internasional ke Australia. Dan akhirnya mengoperasikan pesawat Tristar untuk menggantikan pesawat A310. Dan juga sempat mengoperasikan tipe pesawat BAe-146.
Hingga akhirnya MNA menghentikan kegiatan operasionalnya pada tanggal 1 Februari 2014 untuk melakukan restrukturisasi dan/atau revitalisasi, sekaligus melakukan transformasi bisnis dari perusahaan single business menjadi perusahaan multi business dengan melahirkan anak perusahaan yaitu PT Merpati Maintenance Facility dan PT Merpati Training Center dan beberapa anak perusahaan yg akan didirikan kemudian.
Sepenggal  kisah  perjalanan  singkat  MNA  diatas,  seperti  nya  mirip  dengan  konsep  RESHAPE  or
CREATEÂ yang ditulis oleh Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya yang berjudul Disruption (2017):
"Kisah kematian atau memudarnya perusahaan-perusahaan tua bukanlah hal baru bagi kita. Namun, pada era"akhir zaman", kisah sedih kematian perusahaan yang telah menjadi sumber kehidupan banyak orang menjadi komunitas hidup yang memberi harapan dan kebahagiaan akan semakin banyak kita dengar. Dan sudah pasti, walaupun kantor induk mereka berada nun jauh di seberang sana, dampaknya akan terasa hingga ke kota-kota Anda. Namun, sebenarnya perusahaan-perusahaan tua itu memiliki pilihan: RESHAPE or CREATE. Mereka bisa membentuk ulang perusahaan atau menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang sudah ada pada masa lalu".
Demikian renungan perjalanan hidup nostalgia "perusahaan tua" yang pada tanggal 6 September 2017 genap berusia 55 tahun. Haruskah kita menunggu sembilan tahun lagi? Atau bahkan lebih cepat? Kita doakan yang terbaik, agar PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) dapat segera Hadir Untuk Negeri!