Itulah sedikit gambaran warga pengungsian bencana Lumpur Lapindo yang saya lihat di sebuah berita. Keadaan mereka benar-benar menyedihkan. Dengan kondisi seadanya, mereka tetap merayakan idul adha dengan penuh suka cita. Tapi ada hal yang benar-benar berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, mereka tak bisa menyembelih satupun hewan kurban. Dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan, mereka hanya bisa mengurungkan satu niat untuk beribadah. Jangankan untuk membeli hewan kurban, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sangat sulit rasanya.
Entah ini hanya pemikiran saya atau bukan. Tapi yang saya lihat adalah sesuatu yang kontras yang terjadi pada hari raya Idul Adha kemarin. Disaat sebagian pengungsi merayakannya dengan penuh keprihatinan, di lain tempat sebagian orang bersenang-senang dengan harta yang bukan miliknya. Sayang, saya hanya bisa mengelus dada dan merasa prihatin melihat semuanya. Ketika semuanya tak lagi sama, harus ada bagian diri kita yang dikurbankan, yaitu hati.
*Hanya sebuah keprihatinan dan renungan
Salam,
Bella Vlinder