Teori Hegel adalah seorang filsuf Jerman yang memperkenalkan dialektika. Orang-orang yang hidup sekitar abad ke-19 berpendapat Bahwa dialektika menelusuri proses pihak-pihak yang berseberangan. Yang dimaksud Hegel "lainnya" bergantung pada pokok bahasan yang dibicarakan. "Oposisi" memiliki definisi yang berbeda. baik dalam konsep maupun fenomena."Oposisi" mengacu pada kesadaran atau argumen lain. ``Oposisi'' kini bergerak menuju perkembangan linear. Hal ini berarti berevolusi dari definisi dan pandangan yang kurang canggih ke definisi dan pandangan yang lebih canggih. Metode dialektis yang diwarisi oleh Hegel ini dikaitkan dengan ciri-ciri filosofis berupa metode mengetahui yang spekulatif. Dialektika terdiri dari apa yang disebut tesis, antitesis, dan sintesis. Teori dialektika terungkap dalam tiga tahap: Dua makna yang bertolak belakang adalah dua hal yang mula-mula bertentangan kemudian dipertemukan, atau biasa disebut dengan tesis (penegasan), antitesis (negasi), dan komposisi (kesatuan kontradiksi). Dalam hal ini tidak wajar dipahami dan tercermin dalam bahasa sehari-hari, sehingga terkesan abstrak, umum, statis, konseptual. Dalam pengertian ini dapat dijelaskan secara mendasar, akibatnya ia kehilangan kekuatannya dalam proses berpikir dan larut. Negasi berarti konsep makna pertama (afirmasi) bertentangan dan muncul konsep makna kedua yang kosong, formal, tidak tentu, dan tidak terbatas. Menurut Hegel, makna istilah pertama sebenarnya tersimpan pada istilah kedua. Konsep pemikiran yang kedua ini juga dijelaskan secara mendasar, kehilangan kestabilannya dan lenyap. Karena kontradiksi merupakan penggerak dialektika (jalan menuju kebenaran), maka kontradiksi harus mampu bertahan dan melahirkan konsep-konsep yang saling mengevaluasi.Penyatuan kontradiksi menjadi alat untuk melengkapi pemahaman dua konsep yang berlawanan dan menciptakan konsep baru yang lebih ideal.
KEMBALI KE ARTIKEL