Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Say No...

11 Mei 2011   17:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:49 58 0
Suatu hari, Bella sedang asyik membaca buku. Tiba-tiba seorang salesman mengucapkan permisi dan tanpa basa basi menawarkan dagangannya. Sekilas Bella lihat, barang yang ditawarkannya berupa vas-vas bunga yang manis. Terbuat dari aneka bambu. Indah dan artistik. Namun karena Bella merasa nggak membutuhkan, Bella mencoba menolaknya dengan hati-hati. Entah kenapa, tiap kali menolak tawaran seseorang, Bella selalu dilanda perasaan kurang enak. Jujur, karena ada rasa iba. Bella selalu nggak tegaan melihat raut wajah kecewa. Bahkan melihat kekecewaan di wajah orang yang nggak Bella kenalpun, rasa bersalah kerap menggayuti. Tak heran, sejak kecil Bella sering di’kerjai’teman sendiri dan saudara kandung yang suka iseng, dan tahu benar bagaimana Bella selalu salah tingkah bila harus mengatakan tidak.

Kembali ke wajah salesman tadi, begitulah Bella memandang sebuah kekecewaan di wajahnya yang nampak lelah meski masih nampak semangat. Namun karena sikapnya lantas menjadi berlebihan dengan terus merayu-rayu, akhirnya malah membuat Bella kesal. Dia juga memaksa membuka pagar. Akhirnya dengan berat hati, Bella menegaskan penolakan dan memintanya untuk pergi. Tetap dengan sikap sopan. Meski hati kesal banget. Ternyata sebuah ketegasan kadang diperlukan dalam situasi yang sudah tidak lagi bisa di tolerir. Pergilah dia dengan kecewa tentunya. Maaf ya mas, kamu ngeselin siih. Sebenarnya ingin menawarkan minuman, tapi hati ini agak ngeri juga menerima orang asing. Ah, jaman edan ini kadang terpaksa mengedepankan rasa curiga kalau mau selamat.

Bagi banyak orang, mugkin nggak sulit untuk langsung mengatakan tidak terhadap suatu permintaan/permohonan. Apapun itu. Tapi bagi sebagian lainnya (termasuk Bella nih) justru sering mengalami kesulitan untuk melakukannya. Mungkin hal tersebut sepele. Apalagi untuk sesuatu yang tidak begitu penting buat kita. Apa salahnya bilang, nggak ya. Atau, lain kali aja deh. Mungkin sikap ngeyel dari orang yang membuat kita jelaouslah yang justru bisa membantu kita, untuk pada akhirnya mampu bersikap tegas.

Lalu bagaimana agar terhindar dari perasaan kurang enak akibat harus menolak permintaan seseorang? Mungkin yang penting adalah, harus berani tegas. Nggak ragu-ragu, dan selektif memilih skala prioritas apa saja yang memang harus kita terima, memang kita butuhkan, dan bermanfaat untuk kedepannya. Bila nggak, ya sudah…tolak saja dengan menyiapkan dua hati untuk merasa kurang nyaman menerima situasi itu. Hatimu dan hatinya hehe. Begitulah saran salah seorang pakar komunikasi yang kebetulan pernah Bella saksikan di televisi. Dan ternyata sedikit demi sedikit, cukup membantu Bella untuk mulai ’tegaan’ melakukan aksi penolakan untuk sesuatu yang kurang berkenan.

Ya, mau bagaimana lagi? Hidup kadang tak selalu menerimakan? Dan hidup juga tak selalu mengalami penerimaan.

Selamat menolak dengan penuh kasih dan damai!


Bogor, 11 Mei 2011


By. B e l l a

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun