"Tanam, tanam, sekali lagi tanam". Ini seruan klasik  almarhum Bapa Penghijauan Nusa Tenggara Timur, El Tari.  Penulis sebagai rakyat kecil melanjutkan,  "Siram, siram sekali lagi siram". Ini baru bisa tumbuh yang kita tanam. Tanam, tidak siram, percuma, mati. Kita di NTT,  empat bulan hujan, delapan bulan kering. Manusia, hewan dan tumbuhan butuh air untuk hidup. Bukan hanya hidup empat bulan lalu layu delapan bulan. Manusia dan hewan bertahan, tanaman tidak. Manusia dan hewan berpindah, bisa lari hindari kegersangan. Tanaman tetap tegak di mana dia ditanam. Terik matahari dia tadah sepanjang musim kemarau, delapan bulan, dari Maret sampai Oktober.
KEMBALI KE ARTIKEL