Aku adalah bunga di sudut taman
tersembunyi di antara belantara harum dan warna
hingga tanganmu, entah mengapa
memilihku dari rimbun yang lebih terang
Kau petik aku dengan hati setengah
seperti angin yang ragu singgah di ranting rapuh
Bukan karena indahku menawan
tapi mungkin hanya karena aku mudah kau raih
Kau simpan aku di meja kayu
Bukan di vas kaca
Hanya dibiarkan begitu saja
layu perlahan tanpa jejak perhatian
Aku mendengar lirih angin membawa bisikmu:
"Bunga itu, di sana, lebih memikat."
Aku tahu, aku hanya perhentian sementara
sebuah jeda sebelum kau temukan bunga yang lebih indah
Daunku mulai gugur
kelopak melemah tanpa cahaya matamu
Namun kau tak pernah tahu
Kini aku tinggal separuh
sisa-sisa dari harapan yang pernah penuh
Tapi tahukah kau?
Sekalipun aku layu, aku tidak menyesal
Karena aku tahu
bunga tak diciptakan untuk dimiliki
melainkan untuk tumbuh di tempat yang mencintainya
Maka biarlah aku kembali pada tanah
menyatu dengan akar dan hujan
sementara kau mengejar bunga baru
Dan jika kau memetik lagi
semoga kau belajar mencintai penuh bukan separuh