Pernahkah sahabat kompasiana bertanya-tanya, apa cita-cita anak-anak zaman sekarang? Jika dulu anak-anak kecil sering menjawab "dokter", "guru", atau "pilot" ketika ditanya soal cita-cita, kini jawabannya mungkin lebih mengejutkan: YouTuber. Ya, profesi yang bahkan belum eksis beberapa dekade lalu kini menjadi impian banyak Generasi Alpha---mereka yang lahir antara tahun 2010 hingga 2025.
Apa yang membuat mereka lebih tertarik mengangkat kamera dan berbicara di depan layar daripada bereksperimen di laboratorium atau berdiri di depan kelas?
Popularitas: Jalan Pintas Menuju "Bintang"
Bagi Generasi Alpha, YouTuber adalah ikon masa kini. Mereka melihat bagaimana sosok-sosok seperti Atta Halilintar, Deddy Corbuzier, atau Ria Ricis mendapatkan perhatian jutaan orang hanya dengan berbagi cerita, tips, atau hiburan di dunia maya. Popularitas ini, yang dulu hanya mungkin diraih oleh artis TV atau penyanyi terkenal, kini tampak lebih mudah dijangkau.
Banyak anak melihat menjadi YouTuber sebagai kesempatan untuk dikenal luas tanpa harus melalui pendidikan formal yang panjang atau persaingan ketat di dunia kerja konvensional. Mereka bisa menjadi bintang dari kamar tidur mereka sendiri, hanya dengan modal kamera ponsel dan ide-ide kreatif.
Salah satu siswa saya saat ditanya cita-cita dengan jujur mengungkapkan, "Aku pengen jadi YouTuber karena bisa bikin konten yang aku suka, terus banyak yang nonton. Kayaknya seru aja bisa punya fans." Popularitas yang tampak sederhana ini memikat hati mereka yang masih polos.
Potensi Penghasilan Besar: "Kerja Santai, Gaji Fantastis"
Siapa yang bisa menyangkal daya tarik angka nol di belakang penghasilan seorang YouTuber sukses? Banyak dari mereka yang kini menghasilkan miliaran rupiah setiap bulan hanya dengan membuat konten rutin. Generasi Alpha tumbuh dengan melihat berita tentang YouTuber muda seperti Ryan Kaji dari Ryan's World, yang berhasil meraih puluhan juta dolar di usia belia.
Bandingkan dengan profesi peneliti yang membutuhkan bertahun-tahun pendidikan dan pengalaman kerja sebelum bisa mencapai penghasilan stabil. Anak-anak tentu saja melihat celah: "Mengapa harus susah-susah sekolah lama kalau bisa cepat kaya lewat YouTube?"
Pandangan ini juga didukung oleh perubahan ekonomi global yang semakin menghargai kreator digital. Profesi YouTuber kini dianggap sebagai pekerjaan yang sah, dengan potensi lebih tinggi daripada beberapa pekerjaan tradisional.
Kemudahan Akses Teknologi
Tidak seperti generasi sebelumnya, Generasi Alpha lahir di era di mana teknologi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Mereka tidak hanya mengenal gadget, tetapi juga mahir menggunakannya sejak usia dini.
Platform seperti YouTube, TikTok, dan Instagram memberi mereka ruang untuk mengekspresikan diri tanpa batas. Alat-alat pembuatan konten seperti aplikasi editing video yang mudah digunakan juga memungkinkan mereka menciptakan karya berkualitas tanpa harus menjadi ahli teknologi.
Dengan semua kemudahan ini, menjadi YouTuber terlihat seperti jalur karier yang lebih logis dan menarik dibandingkan profesi seperti peneliti, yang membutuhkan fasilitas khusus, disiplin tinggi, dan waktu panjang untuk mendapatkan hasil.
Bandingkan dengan Cita-Cita Tradisional
Mengapa YouTuber? Mengapa bukan peneliti? Untuk menjawab ini, kita perlu melihat beberapa aspek:
* Proses Panjang dan Berat
Seorang peneliti, misalnya, harus menghabiskan bertahun-tahun di bangku kuliah, kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan menghadapi persaingan ketat di dunia akademik. Begitu juga dokter yang harus melalui pendidikan panjang dan pengalaman praktek sebelum dapat menjalankan profesi mereka.
Sementara itu, menjadi YouTuber terlihat lebih sederhana dan instan. Meski tentu saja, YouTuber sukses juga membutuhkan kerja keras dan konsistensi, prosesnya tampak lebih menyenangkan dibandingkan profesi tradisional.
* Kurangnya Representasi Media
Profesi seperti peneliti atau ilmuwan jarang mendapatkan sorotan besar di media massa. Anak-anak jarang melihat tokoh inspiratif dari dunia ini yang bisa menjadi panutan mereka. Sebaliknya, YouTuber terus hadir di layar ponsel mereka setiap hari.
* Definisi Kesuksesan yang Berubah
Generasi Alpha tumbuh dengan definisi kesuksesan yang berbeda. Bagi mereka, kesuksesan tidak hanya tentang pekerjaan stabil dan penghasilan tetap, tetapi juga tentang kebebasan berekspresi, pengakuan sosial, dan kebahagiaan.
Mengapa Ini Perlu Diperhatikan?
KEMBALI KE ARTIKEL