Sudah hampir seminggu ini, senyumnya, sorot matanya, suaranya kala mengucapkan kalimat-kalimat itu, dan kalimat-kalimat itu sendiri, menghantuiku. Bahkan, kalimat-kalimat yang meluncur dari bibirnya itu yang paling membuatku bagai terserang demam. Segenap sosoknya adalah persekutuan yang mengancamku. Membuat rutinitasku terguncang. Rutinitasku itulah tampaknya yang memang menjadi sasaran dia.