Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Interlude

6 April 2012   07:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:58 91 0
"Lagi ngerasain  bibir  dan lidah guwa, Bek!"

"Aku tahu, Bek, terlihat pada saat kamu menatapku," Balas Bik pada Bek.

"Belum bisa tidur, aku Bek, inget aja apa kamu aman naruh cidi yang kukasih?"

Itu bekas aku pakai, Bek ...Tapi, setengah hari. Emang  sebelum kupakai...aku pakein dikit, Bek agar tidak  terlalu bauk punyaku say...malu  aku.

Bek...Terus terang  aku blom pernah merasakan  ciuman seperti tadi, Bek...Walau bibir dan lidahku memar, aku ikhlas kok.

He he he,bikin memar kamu bilang  baru sepersembilan? Oh, my God! Kalau tuntas aku bisa babak belur ya, Bek?

Bek...Aku benar-benar  fall in love with you. Bek...Janganlah dibawa-bawa, apa kata orang nanti, hadooooh. Baiklah kalau cidiku  bisa mengingatkanmu padaku   serta membuatmu  nyaman, sayang...

Bek...kabulkanlah niatku semula sayang,niatku  nih jauh  sebelum keadaan kita seperti ini. Kalau  berjalannya  waktu Allah berkehendak  lain, apa boleh buat. Kelakuanmu aneh tuh, sayang. Sakit ngetawain kelakuanmu, Bek. Kamu lucu, aneh ngegemesin, tauk.

Itu yang sudah gak ada di diri aku bertahun-tahun...Rasa lepas tertawa, di dekat kamu  atau sekalipun cuma  ber-sms mampu membuatku tertawa, Bek. For  all this time ,  my heart feels empty, dear. Selama ini hati guwa kosong, Bek. Tapi, setelah  kamu ada, aku seperti  punya harapan untuk bisa hidup dengan seseorang.

Aku bilang tadi,  belasan tahun  aku minta divorced..Dengan  tidak memikirkan aku hidup  dengan siapa. Setelah ada kamu, seperti  kok punya  harapan lebih.

LAYAR TERTUTUP dan Penonton tonil pada bubar.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun