Kapan mau, hujan akan datang menghantarkan cintanya demi kelangsungan mahluk hidup di dunia ini. Dan, karena itulah Bek, lelaki dengan paras sempurna tidak berlama-lama menyatakan cintanya pada hujan. Ia bahkan berdoa, agar suatu kali bila ia wafat hujan turun dengan lebat sehingga  liang kuburannya dipenuhi air sehingga untuk sementara jenasahnya tidak dapat dimasukkan ke dalam liang lahat, menunggu air surut. Demikianlah cintanya Bek pada hujan.
Cinta Bek tiada pernah surut pada hujan. Lain pada Bik, ia kadang mengalami berbagai kegemasan, terutama saat Bik ngambek dan enggan menyambung komunikasi: barang satu dua SMS sekalipun.
Namun demikian, menurut dalang tonil, Bek dan Bik merupakan sepasang manusia yang mempunyai keterbatasan dalam bercinta. Satu dari keduanya, memakai terompah yang berisi duri di dalamnya. Itulah yang kini tengah diupayakan untuk dicabut.
DALANG MENCABUT SOSOK BIK DARI BATANG GABUS DI DEPANNYA, IA MENG-ISTIRAHATKAN PERANNYA HARI INI.